Bertaruh Nyawa di Tambang Freeport, 7 Pekerja Tewas, Ruang Perlindungan Tak Mampu Selamatkan Mereka

photo author
- Senin, 6 Oktober 2025 | 18:02 WIB
Petugas Freeport mengevakuasi korban tewas akibat luncuran material basah di tambang bawah tanah Grasberg. (HukamaNews.com / Net)
Petugas Freeport mengevakuasi korban tewas akibat luncuran material basah di tambang bawah tanah Grasberg. (HukamaNews.com / Net)

Dalam konteks perusahaan yang menyumbang Rp79 triliun ke kas negara pada 2024, tanggung jawab moral terhadap keselamatan pekerja seharusnya menjadi standar utama, bukan catatan kaki.

Nama-nama seperti Irwan, Wigih Hartono, Victor Manuel Bastida Ballesteros, Holong Gembira Silaban, Dadang Hermanto, Zaverius Magai, dan Balisang Telile kini menjadi simbol pengorbanan di dunia tambang.

Mereka adalah bagian dari 5.000 pekerja tambang bawah tanah Freeport—orang-orang yang setiap hari masuk ke perut bumi tanpa jaminan pasti akan kembali.

Di Timika, suasana duka menyelimuti rumah para korban. Keluarga hanya berharap perusahaan dan pemerintah benar-benar belajar dari tragedi ini, agar tak ada lagi pekerja yang “mati dalam diam” di bawah tanah.

Tragedi Freeport bukan sekadar kecelakaan kerja, tapi alarm kemanusiaan bagi seluruh industri ekstraktif di Indonesia.

Baca Juga: Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Kesejahteraan dan keselamatan pekerja harus kembali menjadi pusat perhatian, bukan sekadar pelengkap laporan produksi.

Setiap helm dan sepatu boots di tambang mewakili satu keluarga yang menunggu di rumah.

Dan setiap nyawa yang hilang, seharusnya menjadi alasan kuat bagi perusahaan dan negara untuk memastikan tragedi seperti ini tidak pernah terulang lagi.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X