Bekasi Memanas! Wartawan Demo Polisi Gara-Gara Liputan Dibungkam, Publik Ikut Geram

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 18:30 WIB
Jurnalis Bekasi berunjuk rasa di Mapolsek Cikarang Pusat menolak intimidasi polisi. (HukamaNews.com / Antara News)
Jurnalis Bekasi berunjuk rasa di Mapolsek Cikarang Pusat menolak intimidasi polisi. (HukamaNews.com / Antara News)

HUKAMANEWS - Puluhan jurnalis di Kabupaten Bekasi menggelar aksi unjuk rasa di Mapolsek Cikarang Pusat pada Rabu (3/9/2025).

Mereka menolak tindakan intimidasi yang diduga dilakukan oknum polisi terhadap seorang wartawan saat meliput kasus kriminal.

Peristiwa ini kembali menegaskan pentingnya perlindungan kebebasan pers di Indonesia.

Aksi yang diikuti puluhan wartawan dari berbagai media ini berawal dari insiden yang dialami jurnalis Radar Bekasi, Andi Mardani (37), saat memotret rekonstruksi kasus pembunuhan.

Baca Juga: Janji atau Bukti? Menkum Klaim RUU Perampasan Aset Tak Bakal Molor Kalau DPR yang Gaspol

Andi mengaku ponselnya dirampas, bahkan dipaksa menghapus foto hasil liputannya oleh oknum polisi berpakaian preman.

Kejadian tersebut memicu solidaritas para jurnalis Bekasi. Mereka menuntut aparat kepolisian agar menghentikan segala bentuk kekerasan dan intimidasi terhadap wartawan.

Menurut mereka, tindakan represif aparat tidak hanya melukai insan pers, tetapi juga mencederai demokrasi.

Wartawan: Intimidasi Sama dengan Membungkam Rakyat

Dalam orasi yang berlangsung di halaman Mapolsek, para jurnalis menegaskan bahwa tugas wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Rizki Agustian Pangestu, salah satu jurnalis yang ikut berunjuk rasa, menekankan bahwa kerja pers bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk publik.

“Tugas jurnalis adalah menyampaikan kebenaran. Membatasi kerja wartawan berarti membatasi hak masyarakat untuk tahu,” ujarnya.

Baca Juga: Orangtua Harus Bijak dan Memiliki Pemahaman Saat Sharenting Anak di Media Sosial

Senada, Imam Saripudin menilai bahwa perlawanan terhadap intimidasi polisi bukan hanya perjuangan pers, melainkan perjuangan rakyat. “Jurnalis adalah mata, telinga, dan suara rakyat. Jika jurnalis dibungkam, maka rakyat ikut dibungkam,” katanya.

Kronologi Intimidasi: HP Dirampas, Foto Liputan Dihapus

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Antara News

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X