Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim membenarkan adanya dugaan keterlibatan tujuh personel Brimob yang berada di dalam kendaraan taktis tersebut.
“Saat ini mereka masih diperiksa, prosesnya akan transparan,” katanya kepada awak media, Jumat dini hari.
Tragedi tersebut memantik kemarahan di kalangan pengemudi ojek daring, yang kemudian bergabung dalam unjuk rasa di depan Mako Brimob.
Gelombang solidaritas ini menunjukkan bagaimana insiden di jalanan bisa cepat berubah menjadi isu publik yang lebih besar.
Sejumlah pengamat menilai kericuhan yang terjadi merupakan akumulasi ketidakpuasan terhadap pola penanganan demonstrasi belakangan ini.
Publik menuntut agar ada mekanisme pertanggungjawaban yang jelas, terutama menyangkut penggunaan kekuatan aparat di lapangan.
Hingga malam, aparat gabungan termasuk Marinir TNI AL diterjunkan untuk membantu mengawal massa keluar dari kawasan Kwitang menuju Tugu Tani.
Namun situasi tetap mencekam dengan sisa api dan asap dari bus yang terbakar.
Gelombang unjuk rasa diperkirakan belum berhenti, mengingat protes serupa terus digaungkan di berbagai lini, baik oleh mahasiswa maupun komunitas ojek daring.
Kasus meninggalnya Affan kini menjadi simbol perlawanan warga terhadap tindakan represif aparat.
Publik menunggu langkah tegas dari kepolisian untuk mengusut tuntas dan memberi keadilan bagi keluarga korban.***
Artikel Terkait
Kronologi Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina yang Dibongkar KPK, dari Janji Transparansi BBM Sampai Dugaan Jebolnya Uang Negara
Eks Kepala BIN Hendropriyono Buka Suara: Demo Rusuh Bukan Murni Aspirasi, Ada ‘Bonekanya’ dari Luar Negeri!
Presiden Prabowo Turun Tangan, Perintahkan Investigasi Transparan Kasus Ojol Affan Kurniawan
Mahfud MD soal Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob: Jangan Salahkan Pendemo atau Aparat
Mr President, Ada Empat Belas Korban Aksi Unjuk Rasa, Mereka Diinjak Kepalanya