“Dengan Ibu Siti Hardiyanti Rukmana sebagai Ketua Umum, saya yakin Golkar akan kembali ke puncak kejayaannya dan tetap relevan di tengah perubahan zaman,” kata Rafik menegaskan.
Tak hanya faktor sejarah, figur Tutut juga dipandang bisa menghadirkan energi baru.
Ia disebut mampu menyatukan kembali kader yang terpecah, sekaligus menghidupkan kembali semangat juang partai di tengah persaingan ketat antarpartai.
Tantangan Politik
Meski dukungan mulai bermunculan, jalan bagi Tutut menuju kursi Ketua Umum tidaklah mudah. Peta politik internal Golkar dikenal dinamis dengan berbagai faksi yang memiliki kepentingan masing-masing.
Selain itu, publik tentu akan menyoroti bagaimana Tutut bisa membawa Golkar tetap relevan dengan aspirasi generasi muda.
Di era politik yang semakin digital dan transparan, kepemimpinan berbasis nostalgia saja mungkin tidak cukup.
Namun, jika Tutut berhasil menggabungkan pengalaman masa lalu dengan inovasi politik kekinian, bukan tidak mungkin Golkar akan kembali menjadi salah satu poros utama politik nasional.
Isu kembalinya trah Soeharto ke panggung utama politik melalui Partai Golkar jelas akan memantik perhatian publik.
Apalagi, nama besar keluarga Cendana masih menyisakan jejak kuat dalam sejarah politik Indonesia.
Dukungan yang mulai mengalir untuk Tutut menjadi sinyal bahwa sebagian kader masih percaya pada peran keluarga Soeharto di Golkar.
Kini, bola ada di tangan Tutut, apakah ia siap menjawab tantangan zaman atau sekadar menghadirkan romantisme masa lalu.
Dalam politik, kepercayaan dan momentum sering kali lebih menentukan daripada sekadar nama besar.
Artikel Terkait
Didepak dari PDI-P, Golkar Siap Tampung Jokowi dan Keluarga, Babak Baru Politik Indonesia?
Selisih Suara yang Jomplang dengan Pramono Rano, Partai Golkar Terima Kekalahan Jagoannya RIDO di Pilgub DKI
Bahlil Lahadalia: Golkar Terbuka untuk Jokowi, Gibran, dan Bobby Pasca Pemecatan dari PDIP!
Ridwan Kamil dan Golkar, Tetap Solid di Tengah Badai Dugaan Korupsi Bank BJB?
Tutut Soeharto Diwacanakan Pimpin Golkar, Seruan 'Kembalikan Orde Baru' Ramai di Medsos, Bahlil Terancam Tergeser?