Peluncuran Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Dijadwalkan Akhir 2025, Proyek yang Libatkan 112 Sejarawan Bongkar Kisah Bangsa

photo author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 14:43 WIB
Penulisan ulang sejarah Indonesia siap rilis akhir 2025, Fadli Zon pastikan tanpa campur tangan politik demi akurasi fakta. (HukamaNews.com / dok.youtube)
Penulisan ulang sejarah Indonesia siap rilis akhir 2025, Fadli Zon pastikan tanpa campur tangan politik demi akurasi fakta. (HukamaNews.com / dok.youtube)

HUKAMANEWS - Upaya besar untuk penulisan ulang sejarah Indonesia sedang memasuki babak akhir.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memastikan bahwa hasil penulisan ulang tersebut akan diluncurkan pada Oktober atau November 2025, bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan dan peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Langkah ini disebut sebagai salah satu proyek terpenting dalam menjaga warisan sejarah bangsa.

Fadli menegaskan bahwa publik tak perlu khawatir soal objektivitas, karena seluruh proses dikerjakan sepenuhnya oleh tim sejarawan tanpa intervensi politik.

Baca Juga: 4 Hotel Mewah di Puncak Disegel KLH Diduga Buang Limbah ke Ciliwung, Tamu Bayar Mahal Malah Diam-Diam Cemari Sungai

Menurutnya, sebelum sampai pada peluncuran resmi, ada serangkaian proses yang sedang berjalan.

Salah satunya adalah sesi reading dan uji publik, yang sudah digelar di empat perguruan tinggi dan terbuka bagi siapa saja. Masukan dari masyarakat, akademisi, dan pemerhati sejarah dinilai sangat berharga untuk memperkaya isi naskah.

“Masukan yang datang cukup beragam, dan itu justru yang kami harapkan. Semua akan disaring dan dimasukkan jika relevan,” jelas Fadli, Minggu (10/8/2025).

Tak hanya sekadar menulis ulang, proyek ini melibatkan 112 sejarawan yang mengupas perjalanan bangsa mulai dari era Presiden Sukarno hingga Presiden ke-7, Joko Widodo.

Hasilnya akan dibukukan dalam 10 jilid tebal dengan total 5.500 halaman.

Baca Juga: 3 Kali Mangkir, Cheryl Darmadi Diburu Kejagung Kasus TPPU Duta Palma, Benarkah Cuma Jadi Tumbal di Pusaran Skandal?

Fadli juga menuturkan, setidaknya akan ada dua hingga tiga seminar tambahan sebelum naskah final siap diluncurkan.

Tujuannya agar hasil akhir benar-benar matang dan mampu merepresentasikan perjalanan sejarah secara komprehensif.

“Kami ingin buku ini menjadi rujukan utama, bukan sekadar arsip. Karena itu, semua proses dilakukan terbuka, transparan, dan akademis,” ujarnya.

Penulisan ulang sejarah ini dipandang penting di tengah dinamika narasi sejarah yang kerap mengalami pergeseran makna.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Antara News

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X