HUKAMANEWS - Aktivis Greenpeace Indonesia dipaksa keluar dari forum acara.
Warga Raja Ampat (Papua) dan aktivis Greenpeace bikin protes di dalam acara konferensi "Indonesia Critical Minerals" di hotel Pullman, Jakarta.
Mereka diseret sambil memekik:
"Save Raja Ampat!"
"Papua bukan tanah kosong!"
Setelah Sulawesi, Halmahera, dan pulau kecil seperti Obi, tambang nikel kini juga mengincar Raja Ampat (Pulau Gag, Kawe, dan Manuran).
Setidaknya 500 hektar hutan mulai musnah.
Padahal menurut UU Pengelolaan Wilayah, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil, kawasan ini tak boleh ditambang.
Demikian twet akun X Dandhy Laksono, dikutip pada Selasa (3/6).
Baca Juga: Rhoma Irama Sebut Perseteruan Penyanyi dan Pencipta Lagu Malah Bikin Dunia Musik Kian Menyeramkan
Kronologis pengusiran paksa aktivis Greenpeace Indonesia juga diterangkan di laman Greenpeace Indonesia.
Aktivis Greenpeace Indonesia bersama empat anak muda Papua dari Raja Ampat menggelar aksi damai, untuk menyuarakan dampak buruk pertambangan dan hilirisasi nikel yang membawa nestapa bagi lingkungan hidup dan masyarakat.
Tatkala Wakil Menteri Luar Negeri, Arief Havas Oegroseno, berpidato dalam acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 hari ini di Jakarta, aktivis Greenpeace menerbangkan banner bertuliskan "What’s the True Cost of Your Nickel?".
Mereka juga membentangkan spanduk dengan pesan "Nickel Mines Destroy Lives" dan "Save Raja Ampat from Nickel Mining."
Artikel Terkait
Pantas Peserta COP28 di Dubai Tinggalkan Jokowi, Greenpeace Beberkan Bukti Jokowi Tutup Mata Gagalnya Food Estate
Ed Sheeran Hijaukan Hutan Inggris, Langkah Nyata Musisi Dunia yang Inspiratif
Alih Fungsi Hutan Jadi Sebab, Normalisasi Sungai Wulan Dikebut
Miris! Orangutan Borneo Kebingungan Mencari Rumahnya, Tambang Rakus Ini Bikin Hutan Ludes!
Menggalang Kolaborasi Lintas Agama untuk Perlindungan Hutan Tropis dan Masyarakat Adat di Indonesia
Hari Bumi 2025 Bukan Sekedar Seremoni, Suhu Naik, Hutan Hilang, Laut Meninggi Dampak Nyata Krisis Iklim, Saatnya Bertindak Nyata Jaga Lingkungan