Dalam suratnya ia mengutip penelitian eSafety yang menemukan jika anak-anak muda di Australia menggunakan YouTube lebih sering daripada platform media sosial lainnya.
"Ketika kami bertanya di mana mereka menghadapi ancaman dan jenis ancamannya, jawabannya yang paling umum adalah di YouTube, hampir 37 persen," ujar Dr. Inman Grant.
"Mulai dari konten misoginis hingga materi soal kebencian, video perkelahian yang penuh kekerasan, tantangan di daring, gangguan makan, hingga pemikiran soal bunuh diri."
Baca Juga: Megawati Ambil Alih Jabatan Sekjen PDIP, Hasto Ditinggal Usai Amnesti? Ini Bocoran di Balik Kongres
Ia berpendapat YouTube memiliki karakteristik untuk platform yang seharusnya dilarang, sambil memperingatkan agar tidak ada platform tertentu yang masuk pengecualian dalam daftar larangan.
Para pesaing YouTube secara terpisah telah berkampanye menentang pengecualian tersebut, menuduh pemerintah membuat "kesepakatan manis" dengan YouTube.
YouTube sebelumnya berargumen jika mereka menawarkan platform 'streaming video', bukan situs media sosial, karena itu mereka merasa tidak perlu dilarang dengan mengatakan YouTube banyak digunakan di sekolah-sekolah dan oleh orangtua.
Berdasarkan undang-undang pelarangan media sosial di Australia, yang akan mulai berlaku pada 10 Desember, perusahaan media sosial akan diancam denda hingga hampir AU$50 juta jika gagal mengambil "langkah-langkah wajar" untuk melarang anak di bawah 16 tahun dari platform mereka.
"Tidak ada satu solusi sempurna untuk menjaga keamanan anak muda Australia saat daring, tapi usia minimum media sosial akan memberikan perubahan positif yang signifikan bagi keselamatan mereka," kata Menteri Komunikasi Anika Wells dalam sebuah pernyataan.
Ada tempat untuk media sosial, tetapi tidak ada tempat untuk algoritma predator yang menargetkan anak-anak.***
Artikel Terkait
Kemkomdigi Kembali Tindak 27.334 Konten Terkait Judi Online Lewat Media Sosial, Tiga Akun Instagram Punya Pengikut Banyak
Australia Sahkan Undang-undang yang Larang Penggunaan Media Sosial Bagi Siapa pun yang Kurang di Bawah Usia 16 Tahun
Terungkap! Media Sosial Ini Justru Miliki Sentimen Negatif Tertinggi di 2024
Waspada Jangan Klik! Modus Baru Link Pendaftaran Haji Gratis di Media Sosial Mengatasnamakan Kemenag
Industri Media, Benarkah Gagal Melawan Arus Kuat Media Sosial