Ia bahkan berjanji akan mempermudah proses perizinan bagi perusahaan Indonesia yang ingin membuka industri di AS.
Trump menekankan bahwa langkah ini bukan hanya soal dagang, tetapi juga berkaitan dengan perlindungan ekonomi dan keamanan nasional Amerika.
“Defisit ini merupakan ancaman besar bagi perekonomian kita dan, tentu saja, keamanan nasional kita,” tandasnya.
Surat ini muncul di tengah momentum politik dan ekonomi penting, mengingat Indonesia saat ini sedang memperluas pengaruhnya melalui kerja sama multilateral seperti BRICS dan memperkuat program strategis nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Baca Juga: Indonesia Resmi Gabung BRICS, Trump Ketar-ketir, Apa yang Sebenarnya Terjadi di KTT Rio de Janeiro?
Pernyataan Trump tersebut menandai sikap proteksionis yang terus diusung dalam kebijakan dagangnya, yang pernah ia jalankan selama masa jabatan sebelumnya.
Kini, tantangan besar ada di tangan Presiden Prabowo: menjaga kestabilan ekonomi nasional tanpa terjebak dalam perang dagang terbuka yang bisa merugikan pelaku industri domestik.
Langkah selanjutnya dari Indonesia menjadi krusial, apakah akan memilih jalur negosiasi, membalas dengan kebijakan serupa, atau membuka strategi alternatif lain yang lebih menguntungkan.***
Artikel Terkait
Mahkamah Perdagangan Blokir Perang Tarif Trump, Pasar Tokyo Kembali Menguat
Baru Awal Juni Rakyat di Prank, Menkeu Sri Mulyani Sebut Pemerintah Batal Beri Diskon Listrik 50 Persen, Ini Alasannya
Indonesia Mulai Babak Baru Perjanjian Ekspor dengan Pasar Eropa
Dewan Ekonomi Nasional Siap Duduk Satu Meja Bersama BPS, Angka Kemiskinan Siap Dirombak
Penjualan Lagi Sepi, Bank Indonesia Sebut Optimisme Masyarakat Akan Pertumbuhan Ekonomi Juga Lagi Menurun