BMKG Ingatkan Warga Jabodetabek: Cuaca Ekstrem Masih Ancam Sepekan ke Depan

photo author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 06:00 WIB
Cuaca ekstrem masih mengancam Jabodetabek. BMKG dan BNPB siapkan modifikasi cuaca, evakuasi siap dilakukan cepat. (HukamaNewsw.com / Net)
Cuaca ekstrem masih mengancam Jabodetabek. BMKG dan BNPB siapkan modifikasi cuaca, evakuasi siap dilakukan cepat. (HukamaNewsw.com / Net)

HUKAMANEWS - Cuaca di wilayah Jabodetabek kembali jadi perhatian utama dalam sepekan ke depan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat yang diprediksi masih akan mengguyur kawasan ini secara intens.

Bukan hanya hujan ringan, curah hujan diperkirakan dapat mencapai angka ekstrem hingga di atas 100 mm per hari.

Fenomena ini menandakan bahwa masyarakat tidak bisa menganggap remeh dinamika atmosfer yang sedang berlangsung.

Kondisi tersebut bahkan memicu langkah cepat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan mitigasi sejak dini.

Baca Juga: VIRAL! Tom Lembong Diklaim Bebas Akhir Juni 2025 dari Kasus Korupsi Impor Gula, Cek Fakta Sebenarnya

Mulai dari teknologi modifikasi cuaca hingga peringatan bagi aparat di lapangan, semua disiagakan demi mengurangi risiko bencana.

BMKG mencatat bahwa intensitas hujan tinggi masih akan terjadi di wilayah Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek, setidaknya hingga 11 Juli 2025.

Pada 5 dan 6 Juli lalu, sejumlah kawasan mencatat curah hujan harian lebih dari 100 mm, bahkan di Puncak angkanya mencapai 150 mm.

Akibatnya, muncul genangan dan gangguan aktivitas warga, terutama di area rawan banjir dan longsor.

Kondisi cuaca ekstrem ini dipicu oleh kombinasi beberapa faktor atmosfer.

Baca Juga: Ada Iuran Bersama Milyaran Rupiah di Korupsi Mantan Walikota Semarang, Bikin Gemes

Mulai dari aktivitas MJO (Madden-Julian Oscillation), gelombang Kelvin dan Rossby, hingga kelembapan tinggi akibat lemahnya monsun Australia.

Tak hanya itu, suhu muka laut yang hangat juga memperkuat potensi pembentukan awan hujan secara masif.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebutkan bahwa pemantauan potensi hujan ekstrem ini telah dilakukan sejak akhir Juni.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: BMKG

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X