Dampak dari memanasnya kawasan ini tak main-main.
Jika harga minyak dunia melonjak akibat terganggunya distribusi dari Teluk Persia, maka subsidi energi yang dianggarkan dalam APBN 2025 bisa membengkak.
Hal ini berisiko memperlebar defisit anggaran negara yang saat ini dipatok sebesar Rp616 triliun.
Sebagai informasi, penutupan Selat Hormuz diumumkan setelah Parlemen Republik Islam Iran menyetujui usulan tersebut pada Minggu, 22 Juni 2025.
Langkah itu menyusul serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran sehari sebelumnya.
Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari dari Komisi Keamanan Nasional Iran menyatakan bahwa keputusan final akan ditentukan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional.
Selat Hormuz sendiri menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman, dan menjadi jalur utama ekspor migas dari negara-negara produsen seperti Iran, Arab Saudi, UEA, Kuwait, hingga Qatar.
Dengan peran strategisnya, penutupan selat ini berpotensi menimbulkan gejolak ekonomi global, termasuk ke Indonesia.
Situasi ini jelas membutuhkan kewaspadaan ekstra dari pemerintah Indonesia.
Bukan hanya untuk menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga untuk memastikan stabilitas ekonomi tetap terjaga di tengah ketidakpastian global.***
Artikel Terkait
Serangan AS ke Iran Picu Harga Minyak Meroket, Selat Hormuz Diambang Ditutup, Indonesia Terancam Guncang
Dunia di Ambang Krisis Energi! Iran Mau Tutup Selat Hormuz Usai Diserang, Ini Dampak Ngerinya ke Ekonomi Global
AS Ketar-Ketir, Minta China Turun Tangan Cegah Iran Tutup Selat Hormuz Demi Selamatkan Pasokan Energi Global
Iran Bakal Balas Setiap Warga Amerika Atau Personel Militer Jadi Target Sasaran, Pasca Tiga Fasilitas Nuklir Iran Dirudal Amerika
Serangan B2 Siluman Berhasil, Tapi Trump Pilih Damai dengan Iran? Ini Alasannya yang Tak Diduga!