Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat Anggraini Alam mengingatkan bahwa orang yang pernah terkena demam berdarah dengue (DBD) , bukan berarti dia akan kebal dengan virus yang sama di kemudian hari.
Agar tidak terkena kembali virus dengue, Anggraini mengingatkan pengendalian vektor menjadi salah satu fokus yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat. Peningkatan keahlian tenaga kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat melalui gerakan-gerakan seperti 3M Plus dan 1 Rumah 1 Jumantik (1R1J) juga perlu dilakukan.
"Yang tidak kalah penting adalah memperkuat sistem imun tubuh terhadap virus dengue melalui penggunaan langkah intervensi inovasi. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana akan terkena gigitan nyamuk,” katanya.***
Artikel Terkait
Tekan Angka DBD, Kemenkes Targetkan 230 Kabupaten dan Kota Uji Coba Nyamuk Wolbachia dalam 5 Tahun ke Depan
Peningkatan Kasus DBD Di Indonesia Akibat Perubahan Cuaca. Kemenkes Mengimbau Waspada Dengan Nyamuk Aedes Aegypti, dan Sebar Wolbachia untuk Solusi
Awas! Virus Oropouche Mewabah di Brasil, Gejala Mirip DBD, Bisa Bikin Ibu Hamil Keguguran dan Bayi Lahir Kepala Kecil!
Lawan DBD, Dinkes DKI Jakarta Sebar Nyamuk Wolbachia yang Dimulai dari Jakarta Barat!
BRIN Ajak Jepang dan Malaysia Teliti DBD dan Tuberkolosis