DBD Bukan Penyakit Biasa - Biasa Saja, Cepat Tanggap Menjadi Kunci

photo author
- Kamis, 19 Juni 2025 | 18:42 WIB
Ilustrasi : Nyamuk Wolbachia Segera Disebar di Kembangan, Jakarta Barat (Freepik / HukamaNews.com)
Ilustrasi : Nyamuk Wolbachia Segera Disebar di Kembangan, Jakarta Barat (Freepik / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS – Indonesia menjadi salah satu episentrum dengue dunia karena sekitar 70% beban dengue global berada di Asia Tenggara dan jumlah kematian dengue tertinggi di Asia Tenggara secara absolut hampir selalu berasal dari Indonesia. Sehingga Indonesia merupakan salah satu negara dengan kematian dengue tertinggi di dunia.

Dirga Sakti Rambe, Dokter spesialis penyakit dalam menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.

Pertama, iklim tropis sepanjang tahun ideal bagi nyamuk Aedes. Kedua yakni urbanisasi cepat dan sanitasi buruk banyak tempat nyamuk berkembang biak.

Baca Juga: Gudang Garam Tak Mau Beli Tembakau Akibat Lesunya Industri Rokok, Anehnya Kementerian Perdagangan Tak Tahu Menahu

"Kemudian ketiga ada juga mobilitas tinggi antarkota atau pulau yang menyebabkan virus cepat menyebar. Keempat, pemerintah juga mengakui masih lemahnya deteksi dini dan pelaporan penanganan terlambat," kata Dirga dalam acara pertemuan Nasional program dengue 2025, Kamis, 19 Juni 2025.

Serta terakhir yakni empat serotipe dengue bersirkulasi risiko infeksi sekunder dan dengue berat meningkat dan bersirkulasi di Indonesia.

Sayangnya persepsi di masyarakat melihat dengue bukan sebagai penyakit yang tidak parah karena sebagian besar masyarakat berpersepsi dengue ada obatnya. Bahkan bila terjadi wabah pun persepsi masyarakat bisa meningkat dan turun kembali jika wabah telah mereda.

Baca Juga: Smartphone Kamu Bakal Makin Sakti! Fitur Baru NFC 15 Bikin Kunci Digital dan E-money Makin Ngebut, Gak Perlu Gesek-Gesek Lagi!

"Di Indonesia ini ada hyper awareness phenomenon atau penyakit yang dianggap biasa saja. Padahal kita sudah punya semuanya untuk penanggulangan dengue," ungkapnya.

Adanya beban penyakit yang tinggi, pengetahuan tentang dengue sudah dipahami oleh lapisan masyarakat. Keterlibatan media juga sudah sangat luas dan mendalam mulai dari pencegahan, antisipasi, pengobatan, dan sebagainya.

"Pemberitaan di media massa TV, majalah, hingga koran juga sering dan aksi atau pemerintahnya itu kerja kok pemerintah pusat pemerintah daerah semuanya kan terus ada upaya-upaya," ujar dia.

Baca Juga: Smartphone Kamu Bakal Makin Sakti! Fitur Baru NFC 15 Bikin Kunci Digital dan E-money Makin Ngebut, Gak Perlu Gesek-Gesek Lagi!

Yang memicu dengue terjadi adalah semua orang tahu tapi di lapangan itu terjadi paradoks, dengue dianggap penyakit yang biasa saja sehingga tadi ujung-ujungnya semuanya serba terlambat," pungkasnya.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X