HUKAMANEWS – Indonesia menjadi salah satu episentrum dengue dunia karena sekitar 70% beban dengue global berada di Asia Tenggara dan jumlah kematian dengue tertinggi di Asia Tenggara secara absolut hampir selalu berasal dari Indonesia. Sehingga Indonesia merupakan salah satu negara dengan kematian dengue tertinggi di dunia.
Dirga Sakti Rambe, Dokter spesialis penyakit dalam menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Pertama, iklim tropis sepanjang tahun ideal bagi nyamuk Aedes. Kedua yakni urbanisasi cepat dan sanitasi buruk banyak tempat nyamuk berkembang biak.
"Kemudian ketiga ada juga mobilitas tinggi antarkota atau pulau yang menyebabkan virus cepat menyebar. Keempat, pemerintah juga mengakui masih lemahnya deteksi dini dan pelaporan penanganan terlambat," kata Dirga dalam acara pertemuan Nasional program dengue 2025, Kamis, 19 Juni 2025.
Serta terakhir yakni empat serotipe dengue bersirkulasi risiko infeksi sekunder dan dengue berat meningkat dan bersirkulasi di Indonesia.
Sayangnya persepsi di masyarakat melihat dengue bukan sebagai penyakit yang tidak parah karena sebagian besar masyarakat berpersepsi dengue ada obatnya. Bahkan bila terjadi wabah pun persepsi masyarakat bisa meningkat dan turun kembali jika wabah telah mereda.
"Di Indonesia ini ada hyper awareness phenomenon atau penyakit yang dianggap biasa saja. Padahal kita sudah punya semuanya untuk penanggulangan dengue," ungkapnya.
Adanya beban penyakit yang tinggi, pengetahuan tentang dengue sudah dipahami oleh lapisan masyarakat. Keterlibatan media juga sudah sangat luas dan mendalam mulai dari pencegahan, antisipasi, pengobatan, dan sebagainya.
"Pemberitaan di media massa TV, majalah, hingga koran juga sering dan aksi atau pemerintahnya itu kerja kok pemerintah pusat pemerintah daerah semuanya kan terus ada upaya-upaya," ujar dia.
Yang memicu dengue terjadi adalah semua orang tahu tapi di lapangan itu terjadi paradoks, dengue dianggap penyakit yang biasa saja sehingga tadi ujung-ujungnya semuanya serba terlambat," pungkasnya.
Artikel Terkait
Tekan Angka DBD, Kemenkes Targetkan 230 Kabupaten dan Kota Uji Coba Nyamuk Wolbachia dalam 5 Tahun ke Depan
Peningkatan Kasus DBD Di Indonesia Akibat Perubahan Cuaca. Kemenkes Mengimbau Waspada Dengan Nyamuk Aedes Aegypti, dan Sebar Wolbachia untuk Solusi
Awas! Virus Oropouche Mewabah di Brasil, Gejala Mirip DBD, Bisa Bikin Ibu Hamil Keguguran dan Bayi Lahir Kepala Kecil!
Lawan DBD, Dinkes DKI Jakarta Sebar Nyamuk Wolbachia yang Dimulai dari Jakarta Barat!
BRIN Ajak Jepang dan Malaysia Teliti DBD dan Tuberkolosis