Cuan Besar di Balik Industri Rokok, Negara Seolah "Takut" Labeli Rokok Barang Terlarang

photo author
- Sabtu, 31 Mei 2025 | 19:21 WIB
Bahaya rokok namun negara seolah membiarkan anak-anak muda makin tinggi terisap asap rokok (X SOS Indonesia)
Bahaya rokok namun negara seolah membiarkan anak-anak muda makin tinggi terisap asap rokok (X SOS Indonesia)

HUKAMANEWS - Kalau rokok dianggap biang masalah, kenapa negara tak berani melabelinya barang terlarang?

Negara dan LSM anti rokok bersikeras ingin membumihanguskan rokok dari tanah air.

Narasi utama yang dibawa: bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan.

Bloomberg Philanthropies, melalui Bloomberg Initiative to Reduce Tobacco Use, telah menggelontorkan dana besar untuk mendukung pengendalian tembakau secara global.

Dana besar ini termasuk di Indonesia, yang dianggap sebagai salah satu pasar rokok terbesar di dunia.

Mengutip laman tobaccocontrolgrants.org, pada Sabtu (31/5), Bloomberg Initiative telah mengucurkan dana hingga Rp 105,308 triliun ke pelbagai LSM, universitas, dan kementerian, termasuk Muhammadiyah.

Jumlah uang yang diberikan bervariasi, tergantung bentuk kampanye yang masing-masing lembaga lakukan.

Di Indonesia, dana ini disalurkan ke berbagai lembaga, termasuk organisasi non-pemerintah (NGO/LSM), universitas, dan instansi pemerintah untuk mendukung penelitian, advokasi, dan kampanye anti-tembakau.

Baca Juga: Polda Jawa Barat Berhasil Identifikasi Seluruh Korban Longsor Gunung Kuda

Tidak hanya disalahkan dari sisi kesehatan, rokok juga dianggap sebagai barang yang menyebabkan kemiskinan di masyarakat.

Padahal, kemiskinan struktural yang terjadi hulunya adalah negara yang kepayahan mengurus warganya.

Alih-alih memikirkan bagaimana membuka lapangan pekerjaan yang merata, penguasa justru mengambinghitamkan rokok.

Sementara itu, Organisasi yang berfokus pada pemenuhan hak anak, Save The Children Indonesia mengingatkan pentingnya edukasi dari keluarga dan lingkungan sekitar, mengenai bahaya merokok untuk mencegah anak-anak menjadi perokok.

"Anak-anak belum mampu sepenuhnya memahami risiko jangka panjang dari merokok. Jika lingkungan terdekat mereka, keluarga dan komunitas tidak memberi perlindungan dan edukasi, maka kita sedang membiarkan generasi masa depan tumbuh dalam bahaya yang seharusnya bisa dicegah," kata Senior Strategic Communication Manager Save The Children Indonesia Fandi Yusuf dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (31/5).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: Antara, X Komunitas Kretek

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X