HUKAMANEWS - Mendorong ketahanan pangan, pemerintah ciptakan teknologi Irigasi Padi Hemat Air.Meski demikian, penerapan IPHA juga menghadapi tantangan, yang di antaranya adalah meningkatnya ancaman hama tikus. Kondisi sawah yang lebih dangkal dalam sistem IPHA memungkinkan tikus lebih mudah mencapai batang padi, sehingga meningkatkan risiko kerusakan panen.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, penggunaan burung hantu dapat efektif menekan populasi hama.
"Solusi alami berupa penggunaan burung hantu sebagai predator tikus terbukti efektif menekan populasi hama. Langkah ini juga lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan pestisida kimia," kata Dody.
Baca Juga: Bukan Hanya Yogyakarta, Cek Lima Destinasi Liburan Paskah Kali Ini
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan bantuan 1.000 ekor burung hantu ini adalah berasal dari Presiden Prabowo Subianto mendukung keberhasilan penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) yang ditujukan untuk meningkatkan produksi padi secara signifikan.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden atas dukungan nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mendukung peningkatan produksi pertanian nasional melalui pemberian burung hantu ini," kata Dody di Jakarta, Minggu.
IPHA merupakan inovasi dalam budi daya padi yang mengatur siklus pengairan sawah secara berselang (intermittent irrigation). Teknologi ini mampu menghemat air hingga 30 persen serta meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibanding metode konvensional.
Baca Juga: Penting Bagi Ibu Melek Fenomena Perubahan Iklim, Efeknya Jelas Tumbuh Kembang Anak Bisa Terganggu
Sebelumnya, para petani di Indramayu dan Cirebon telah menerapkan metode pengendalian hama ini dengan memasang rumah burung hantu di sekitar area persawahan. Keberhasilan metode tersebut mendorong petani di Majalengka untuk mengadopsinya.
Presiden Prabowo Subianto pada Senin (7/4/2025) lalu mengumumkan pengadaan 1.000 ekor burung hantu untuk membantu para petani di Majalengka, Jawa Barat dalam mengatasi serangan hama tikus yang meresahkan.
Dengan bantuan burung hantu ini diharapkan dapat menjaga stabilitas hasil panen pada area IPHA serta mendorong percepatan pencapaian target swasembada pangan nasional secara berkelanjutan.
Sebagai bentuk sosialisasi dan penguatan implementasi IPHA, Kementerian PU akan menyelenggarakan panen demplot sekaligus pameran hasil panen teknologi IPHA di Daerah Irigasi (DI) Rentang pada Selasa, 22 April 2025. Acara ini bertujuan memperlihatkan kualitas panen serta efektivitas teknologi IPHA dalam meningkatkan produksi padi nasional.
Dalam kegiatan tersebut, akan dilakukan panen pada tiga demplot IPHA dari total 208 demplot yang telah dikembangkan. Hingga kini, sebanyak 18 demplot telah dipanen dengan hasil yang jauh di atas rata-rata produktivitas padi konvensional.***
Artikel Terkait
Satgas Pangan Polri Mempercepat Pantauan Harga Bahan Pokok Jelang Lebaran 2024
Viral! Calon Bupati Nganjuk, Ita Triwibawati Ingin Ubah Padi Jadi Beras dan Bawang Merah Jadi Bawang Goreng
Lawan Rob Dengan Teknologi, Kota Semarang Mampu Kembangkan Padi Biosalin di Lahan Pesisir
Pak Presiden Prabowo, Grobogan Mulai Panen Raya Jagung, Siap Swasembada Pangan
Dukung Ketahanan Pangan, Volume Angkutan Komoditas Pangan Menggunakan Kereta Api Naik 2 Persen