HUKAMANEWS - Saat sepanjang Pantura tengah dihantam banjir rob atau air pasang laut naik. Kota Semarang justru mencuri perhatian nasional dengan inovasi berbasis lahan salin yang menjanjikan masa depan pangan dan energi berkelanjutan.
Program penanaman padi biosalin, dimulai pada tahun 2024 di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, mentargetkan perluasan hingga 400 hektar lahan tidur. Padi varietas Biosalin 1 dan 2 adalah varietas tahan salinitas yang diharapkan dapat menghasilkan pangan berkualitas tinggi dan meningkatkan ketahanan pangan Kota Semarang.
“Melalui riset dan inovasi, kami mengubah tantangan rob menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan keberlanjutan,” ujar Tri Martini Patria, peneliti utama BRIN, di Semarang, Senin 13 Januari 2025.
Baca Juga: Review Huawei FreeBuds Pro 4, Earphone Premium dengan Fitur Terbaru yang Wajib Anda Ketahui
Selain padi biosalin, riset ini juga mengungkapkan potensi biomassa dari lahan salin, seperti residu pertanian dan rumput laut, sebagai sumber bioenergi. Analisis LCA menunjukkan bahwa pemanfaatan biomassa ini dapat mendukung transisi energi berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dan yang tak kalah penting, komitmen terhadap keberlanjutan juga diwujudkan melalui inovasi pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) alternatif yang disebut Petasol. Teknologi Pirolisis Multikondensor ini telah diaplikasikan di Kecamatan Tambaklorok dan berpotensi menyediakan energi murah dan ramah lingkungan bagi petani.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab di sapa Mbak Ita menyatakan jika program inovasi ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
"Kolaborasi antara riset, pemerintah, dan sektor swasta adalah kunci keberhasilan kita melawan rob dan mengoptimalkan potensi lahan salin," tutur Mbak Ita.
Dengan dukungan penuh semua pihak, Semarang siap menjadi pelopor inovasi lahan salin di Indonesia dan berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals.
Artikel Terkait
Di Hadapan Ribuan Petani Sumedang, Prabowo Kenang Sudah Mulai Peduli Pertanian Sejak Aktif sebagai Tentara
Kenaikan Harga Beras Sudah Pernah Diingatkan Anies Baswedan, Ada Mafia yang Bermain di Produk Pertanian dan Itu Harus Diberantas
Komeng Protes! Ditugaskan di Komite Pertanian DPD RI, Singgung Mulut Saksi Emak-emak Jawa Barat
Resmi Pimpin Komisi IV DPR, Titiek Soeharto Siap Gebrak Pertanian dan Lingkungan, Ini Langkah Beraninya
Ada Sekitar 44 Hektar Kawasan Kumuh di Kota Semarang, Diantaranya Kawasan Kauman