Berdasarkan pemetaan Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), skenario terburuk akibat gempa di wilayah ini bisa mencapai magnitudo 8,7, yang berpotensi memicu tsunami besar.
“Dari sejarahnya, tsunami pernah terjadi di wilayah ini pada tahun 1840 dan menelan korban jiwa. Kita harus belajar dari peristiwa masa lalu agar lebih siap,” jelas Ardhianto.
Kesadaran Masyarakat Jadi Kunci Mitigasi Bencana
BMKG terus mengoptimalkan sistem peringatan dini untuk memberikan informasi akurat terkait gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem.
Masyarakat diimbau untuk memahami langkah-langkah mitigasi dan tidak mudah terpancing kepanikan.
Baca Juga: KPK Geledah Rumah Ridwan Kamil! Dugaan Korupsi BUMD Terkuak, Berpeluang Dipanggil untuk Klarifikasi
“Golden time kita kurang lebih hanya 10 menit setelah gempa terjadi. Jadi, kita harus siap, bukan takut,” tegas Ardhianto.
Dengan kesiapsiagaan yang baik dan koordinasi antarinstansi, diharapkan potensi risiko tsunami di Kulonprogo dapat diminimalkan.
Pemudik yang melewati kawasan rawan ini disarankan untuk selalu memantau informasi terbaru dari BMKG dan mengikuti arahan petugas di lapangan.***
Artikel Terkait
BMKG Sebut Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi, Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Operasi Modifikasi Cuaca
Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan Diatas Langit Jakarta, BMKG Butuh Kerjasama Semua Pihak
BMKG Keluarkan Indikasi Fenomena Tsunami di Wilayah Kulonprogo Yogyakarta Jelang Mudik Lebaran
BMKG Umumkan Gerhana Bulan Total 2025! Warga Indonesia Timur Bersiap, Ini Jadwal Lengkapnya!
Misteri Blood Moon 2025! BMKG Jelaskan Alasan Ilmiah di Balik Warna Merah Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025