Tak Disangka! Seruan 'Indonesia Gelap' Jadi Trending Dunia, Ini Fakta Mengejutkannya

photo author
- Jumat, 21 Februari 2025 | 10:00 WIB
Seruan "Indonesia Gelap" viral di dunia hingga diterjemahkan ke berbagai bahasa, Isu kebijakan Prabowo jadi sorotan global (HukamaNews.com / X.com)
Seruan "Indonesia Gelap" viral di dunia hingga diterjemahkan ke berbagai bahasa, Isu kebijakan Prabowo jadi sorotan global (HukamaNews.com / X.com)

Salah satu hal yang menarik dalam aksi ini adalah seruan bagi mahasiswa untuk menanggalkan almamater mereka.

"Copot almamater kalian, satukan identitas: Warga sipil!" seru salah satu akun yang aktif dalam gerakan ini.

Hal ini menandakan adanya upaya untuk menyatukan perjuangan mahasiswa dan masyarakat tanpa sekat akademik.

Baca Juga: Hasto Kristiyanto Ditahan KPK, Seruan Tegas untuk Penegakan Hukum Tanpa Pandang Bulu

Tuntutan Massa: Cabut Inpres, Evaluasi Kebijakan

Gerakan "Indonesia Gelap" tidak hanya sebatas protes di jalanan, tetapi juga membawa tuntutan konkret kepada pemerintah.

Koordinator Pusat BEM SI, Herianto, menyampaikan bahwa mahasiswa mendesak Prabowo Subianto untuk mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran.

Kebijakan ini dinilai merugikan masyarakat karena berimbas pada pemangkasan anggaran pendidikan dan sektor sosial lainnya.

Selain itu, mereka juga menuntut transparansi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), evaluasi terhadap proyek strategis nasional yang dinilai bermasalah, serta penolakan terhadap revisi UU Minerba dan dwifungsi TNI.

Baca Juga: Usai Hasto Kristiyanto Ditahan KPK, PDIP Tegaskan Komando di Tangan Megawati

"Pendidikan adalah hak fundamental setiap warga negara. Pemangkasan anggaran pendidikan hanya akan memperdalam ketimpangan akses dan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia," ujar Satria Naufal, Koorpus BEM SI Kerakyatan.

Pro Kontra di Media Sosial: Solidaritas atau Provokasi?

Gerakan ini memicu perdebatan di kalangan warganet. Ada yang mendukung sepenuhnya, menganggap ini sebagai langkah penting dalam demokrasi.

Namun, ada juga yang skeptis terhadap efektivitas aksi ini.

"Kontennya bagus dan sistematis, tapi jangan sampai malah memecah belah rakyat," ujar salah satu netizen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X