Dengan kejadian terakhir diperkirakan terjadi pada 1699, energi yang tersimpan saat ini telah mencapai titik kritis.
Momentum 20 tahun peringatan tsunami Aceh menjadi pengingat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
“Bencana Aceh mengajarkan kita bahwa mitigasi adalah kunci. Kita harus belajar dari masa lalu untuk menyelamatkan masa depan,” tutur Rahma.
BRIN saat ini bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta BMKG, untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami.
Khususnya di wilayah Selat Sunda dan selatan Jawa, riset dan teknologi digunakan untuk memastikan mitigasi lebih sistematis dan efektif.
Sebagai warga negara, kita juga harus aktif berkontribusi. Langkah sederhana seperti mengikuti pelatihan mitigasi bencana, mengetahui jalur evakuasi terdekat, dan memahami cara membaca peringatan dini bisa menyelamatkan nyawa.
Dalam situasi seperti ini, tidak ada tempat untuk rasa puas diri.
Kita tidak bisa memprediksi kapan bencana akan datang, tetapi kita bisa mempersiapkan diri. Edukasi, adaptasi, dan kolaborasi adalah kunci untuk mengurangi risiko bencana.
Baca Juga: TOP 7 Rekomendasi Smartwatch Anak Murah Terbaik 2025, Aman dan Canggih Tanpa Membebani Kantong!
Dengan pendekatan yang holistik, Indonesia diharapkan mampu menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami di masa depan.
Saatnya kita bergerak bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih tangguh menghadapi bencana.***
Artikel Terkait
Gempa Megathrust Mengintai 3 Kabupaten di Yogyakarta, Potensi Tsunami Siap Guncang Pantai Selatan, Cek Juga 16 Zona Lainnya di Indonesia!
Daryono Ungkap Gempa di Gianyar Bali Bukan Megathrust, Apa yang Sebenarnya Terjadi? Simak Penjelasan BMKG di Sini!
Simulasi Gempa Megathrust di Jakarta Akan Digelar oleh BPBD, Warga Diminta Siapkan Kebutuhan Darurat
Gempa Megathrust Bisa Guncang RI Kapan Saja! Ini Cara Kamu Agar Tetap Selamat di Tengah Bencana Alam
Waspada! Megathrust Tersimpan 267 Tahun, BMKG Ingatkan Potensi Gempa Dahsyat di Indonesia