Simulasi BRIN: Jakarta Terancam Gulung Tsunami Megathrust di Selat Sunda, Ini Langkah Selamat dalam 2,5 Jam

photo author
- Sabtu, 4 Januari 2025 | 17:00 WIB
Penelitian BRIN: Megathrust Selat Sunda bisa picu tsunami ke Jakarta dalam 2,5 jam. Kesiapan mitigasi jadi kunci selamatkan nyawa (BRIN / HukamaNews.com)
Penelitian BRIN: Megathrust Selat Sunda bisa picu tsunami ke Jakarta dalam 2,5 jam. Kesiapan mitigasi jadi kunci selamatkan nyawa (BRIN / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Kabar tentang potensi tsunami yang bisa menggulung Jakarta dalam waktu 2,5 jam pasca-gempa megathrust di Selat Sunda menjadi peringatan serius.

Penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa ancaman ini bukan sekadar kemungkinan, melainkan sebuah risiko nyata.

Masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya mitigasi bencana yang efektif. Bagaimana kita bisa mempersiapkan diri?

Baca Juga: Poco X7 dan X7 Pro Muncul di Situs Xiaomi, Akhir dari Merek Independen Poco?

Peneliti BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, mengungkapkan bahwa wilayah selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan.

Energi ini berpotensi dilepaskan dalam bentuk gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.

Gempa ini dapat memicu tsunami yang menjalar hingga pesisir Jakarta.

Menurut simulasi BRIN, gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

Baca Juga: Fingerprint di Samsung Galaxy S24 Series Lebih Cepat dan Halus, One UI 7 Jadi Andalan!

Waktu tiba tsunami di Jakarta diperkirakan hanya 2,5 jam setelah gempa terjadi.

“Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, dampaknya akan sangat besar,” jelas Rahma.

Ia juga menambahkan bahwa kejadian serupa pernah tercatat dalam sejarah, seperti tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu oleh marine landslide.

Mitigasi bencana menjadi langkah utama yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak. BRIN menekankan pentingnya pendekatan struktural dan non-struktural.

Pendekatan struktural meliputi pembangunan tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, dan penataan ruang kawasan pesisir dengan jarak aman minimal 250 meter dari bibir pantai.

Baca Juga: Review IQOO Z9 Turbo Endurance Edition, Smartphone Tangguh dengan Snapdragon 8s Gen 3 dan Baterai Jumbo 6400mAh!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: BRIN

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X