Tragedi Satu Keluarga Tewas di Tangsel Akibat Utang Pinjol, Psikolog Ungkap Bahaya Stres Finansial yang Tak Terlihat!

photo author
- Selasa, 17 Desember 2024 | 07:00 WIB
Tragedi satu keluarga tewas diduga terjerat utang pinjol, analisis psikolog forensik tentang dampak stres finansial. (Tangkapan layar Youtube kompas TV / HukamaNews.com)
Tragedi satu keluarga tewas diduga terjerat utang pinjol, analisis psikolog forensik tentang dampak stres finansial. (Tangkapan layar Youtube kompas TV / HukamaNews.com)

Apa Itu Depresi Reaktif?

Depresi reaktif berbeda dengan depresi yang berkembang perlahan. Kondisi ini muncul dengan cepat akibat tekanan berat yang datang dalam waktu singkat, seperti masalah utang pinjol yang tidak bisa dibayar.

Reza menjelaskan bahwa kurangnya pengetahuan tentang cara-cara menyelesaikan masalah secara konstruktif bisa memicu seseorang untuk mengambil jalan pintas.

Dalam banyak kasus, tekanan finansial yang besar, terutama yang datang dari pinjaman online, bisa membuat seseorang merasa tidak ada jalan keluar selain bunuh diri atau bahkan membunuh keluarga untuk mengakhiri penderitaan.

Baca Juga: Jelly Max, Smartphone 5G Terkecil dengan Performa Gahar, Si Kecil yang Siap Bersaing di Dunia Gadget

Penting untuk dipahami, bahwa meskipun kita belum bisa memastikan bahwa kasus ini adalah bunuh diri yang dilakukan bersama-sama, tekanan dari pinjol bisa menjadi faktor penggerak yang sangat kuat.

Menurut Reza, tekanan batin yang datang begitu mendalam, terutama ditambah dengan kurangnya pemahaman tentang solusi masalah, bisa mendorong seseorang untuk membuat keputusan yang sangat fatal.

Mengapa Ini Bisa Terjadi?

Lilitannya utang pinjol semakin meresahkan banyak kalangan. Pinjol yang seringkali memiliki bunga yang sangat tinggi dan tidak transparan menjadi masalah besar.

Banyak orang yang terjebak dalam siklus utang ini tanpa memahami sepenuhnya akibatnya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Gerak Cepat! Rapat Bareng Menteri Pastikan Natal dan Tahun Baru 2024 Aman Tanpa Gangguan

Seseorang yang merasa terperangkap dalam utang yang terus berkembang, tanpa adanya dukungan atau pemahaman yang cukup tentang cara menyelesaikan masalah secara bijaksana, bisa merasa putus asa dan merasa hidupnya sudah tidak ada harapan lagi.

Reza juga menjelaskan bahwa faktor eksternal, seperti tekanan dari lingkungan sekitar, bisa memperburuk keadaan.

Misalnya, seorang ayah yang merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, ditambah dengan perasaan malu atau takut pada stigma sosial, bisa merasa semakin terpojok.

Jika tidak ada jalan keluar yang terlihat, perasaan tersebut bisa berkembang menjadi tindakan yang sangat drastis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Youtube Kompas TV

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X