Inovasi dan Kolaborasi di Era Digital
Dr. Pieter C Zulkifli, anggota Dewan Penasihat Pordasi Pacu, menyoroti pentingnya inovasi dan kolaborasi di era digital. Dalam Asian Racing Conference (ARC) ke-40 di Sapporo, Jepang, isu digitalisasi menjadi topik utama. Teknologi memungkinkan interaksi dua arah antara penyelenggara dan penonton, menciptakan pengalaman yang lebih inklusif.
Dengan lebih dari 140 juta penduduk Indonesia berasal dari Generasi Z dan Milenial, terang Pieter, olahraga pacuan kuda memiliki peluang besar untuk menjangkau anak muda.
“Generasi Z dan milenial adalah masa depan olahraga ini,” jelasnya.
Pieter menyebutkan bahwa pendekatan dua arah, yang memungkinkan penggemar merasa didengarkan, sangat penting untuk mengubah paradigma pacuan kuda dari sekedar olahraga tradisional menjadi lebih inklusif dan modern.
“Digitalisasi akan menjadi kunci untuk menarik minat mereka,” jelas Pieter.
Tentu saja, semua inovasi dan program yang ambisius ini membutuhkan dukungan finansial. Karena itu, ia menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah, legislatif, dan BUMN dalam membangun ekosistem olahraga yang berkelanjutan.
Pieter mencontohkan kolaborasi sukses antara Djarum dan bulu tangkis yang menghasilkan banyak atlet berprestasi di tingkat internasional.
Baca Juga: COP29 Azerbaijan Resmi Ditutup, Hasil KTT Iklim Mengecewakan
"Kolaborasi dengan korporasi, seperti yang dilakukan Djarum pada bulu tangkis, harus menjadi contoh. Investasi di olahraga pacuan kuda bisa menjadi katalis untuk menciptakan atlet profesional dan meningkatkan reputasi Indonesia di kancah internasional,” ujarnya.
Bagaimanapun, kepengurusan Pordasi Pacu yang baru membawa angin segar dengan visi yang inovatif dan komitmen untuk kolaborasi lintas sektor. Dukungan korporasi, digitalisasi, dan pengembangan pariwisata menjadi pilar penting dalam mengembangkan olahraga pacuan kuda yang berkelanjutan.
“Ini bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga membangun kebanggaan nasional melalui pacuan kuda. Dengan kolaborasi yang solid, Indonesia bisa menjadi kekuatan baru di arena pacuan kuda internasional,” tutup Pieter C Zulkifli penuh keyakinan.***
Artikel Terkait
Erick Thohir Sukses Bawa Tradisi dan Mental Juara ke Sepak Bola Indonesia, Pengamat: Ketua PSSI Paling Ideal!
Polri Tetapkan 6 Tersangka Mafia Bola Liga 2 Musim 2018, Ada Wasit dan Oknum Klub Sepak Bola
Tak Sekedar Omon Omon, Jubir TKN Prabowo Gibran Ungkap Janji Prabowo yang Ditepati untuk Sepak Bola Indonesia
Shin Tae Yong Dapat Golden Visa dari Presiden Jokowi, Janji Kerja Lebih Keras Demi Sepak Bola Indonesia!