Eks Pemain Timnas U-20, Korupsi Miliaran di Balik Proyek Gapura Kampus, Dijemput Paksa Setelah 10 Kali Mangkir!

Usut punya usut, IR bukanlah satu-satunya pelaku dalam kasus ini. Ada lima tersangka lain yang sudah lebih dulu dijerat hukum terkait dugaan korupsi proyek yang sama.

Kelima tersangka tersebut saat ini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Medan.

Kasus ini bukan cuma melibatkan IR seorang. Dalam proyek rehabilitasi pagar dan gapura Kampus IV UIN Sumut ini, ternyata ada lebih banyak aktor yang terlibat. Siapa aja mereka?

Baca Juga: Sony LinkBuds Open dan Fit, Earbud dengan Fitur Keren yang Bikin Kamu Mau Coba!

Berikut daftar para tersangka yang sudah ditetapkan sebagai terdakwa:

1. Zainul Fuad (57)

– Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Kalau diibaratkan sepak bola, dia adalah 'manajer' proyek yang bertanggung jawab mengatur semuanya. Tapi sayangnya, bukannya membangun, malah merusak.

2. Irwansyah (54)

– Agen Pengadaan dari Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ). Sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan barang, rupanya dia terjebak dalam permainan licik proyek fiktif.

Baca Juga: Nggak Perlu Download, Spotify Kini Punya Fitur Offline Backup! Bikin Kamu Tetap Asyik di Mode Offline

3. Surbakti (46)

– Konsultan Perencana dan Pengawas. Niatnya menjadi 'wasit' dalam proyek ini, tapi entah kenapa, malah ikut terlibat dalam permainan kotor.

4. Mulyadi (40)

– Pelaksana Pekerjaan Rehabilitasi Pagar. Yang satu ini punya peran sebagai 'eksekutor' dalam proyek rehabilitasi yang justru dipenuhi akal-akalan.

5. Muhammad Yusuf (39)

– Menyiapkan perusahaan konsultan pengawas dan perencana. Kalau biasanya konsultan adalah orang yang bertanggung jawab memberikan nasihat yang baik, Yusuf malah menyiapkan perusahaan konsultan untuk melakukan proyek yang curang.

Baca Juga: iPhone SE 4 Bawa Revolusi, Modem 5G Pertama Buatan Apple dan Chipset A18, Siap Guncang Pasar?

Proyek ini pada dasarnya bertujuan untuk merehabilitasi pagar dan gapura Kampus IV UIN Sumut.

Namun, entah bagaimana caranya, anggaran sebesar Rp 795 juta yang harusnya dipakai untuk memperbaiki fasilitas kampus justru 'hilang' begitu saja.