Seolah tidak cukup, insiden ini juga disiarkan secara langsung melalui YouTube dan disaksikan oleh diaspora Indonesia di 22 negara.
Citra Indonesia di mata internasional jelas tercoreng, dan ini memberikan pesan negatif tentang situasi demokrasi di Tanah Air.
Ketua Forum Tanah Air, Tata Kesantra, menyebut kejadian ini sebagai hal yang memalukan dan mencoreng wajah Indonesia di mata dunia.
SETARA Institute mendesak pemerintah, khususnya aparat kepolisian, untuk mengusut tuntas dan mempertanggungjawabkan tindakan premanisme ini kepada publik.
"Ini bukan pertama kalinya premanisme menghantam kebebasan sipil di Indonesia. Pemerintah harus bertindak tegas dan mengakhiri aksi brutal ini," ujar Halili.
Tindakan premanisme seperti ini bukanlah kasus baru.
Sebelumnya, jurnalis Hussein Abri Dongoran dari Majalah Tempo juga menjadi korban intimidasi dan perusakan kendaraan oleh kelompok yang diduga memiliki motif serupa.
Fakta bahwa aksi premanisme terus terjadi tanpa ada penanganan tegas dari pihak berwenang adalah indikasi jelas bahwa ruang sipil di Indonesia semakin terancam.
Dalam pandangan SETARA Institute, pembubaran diskusi ini adalah alarm keras bahwa demokrasi Indonesia sedang mengalami kemunduran.
"Demokrasi yang semakin surut ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, terutama di tengah pemerintah yang gagal melindungi hak asasi warganya," tutup Halili.
Apa yang terjadi di Hotel Grand Kemang adalah salah satu dari sekian banyak contoh bagaimana aksi premanisme dapat menghancurkan kebebasan sipil di negara ini.
Pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas, atau kita akan terus melihat kemunduran demokrasi yang lebih parah.
Semoga di bawah pemerintahan yang baru, kita bisa menyaksikan Indonesia yang lebih demokratis dan menghargai kebebasan berpendapat. ***
Artikel Terkait
Sebelum Masuk dan Bubarkan Diskusi, Preman Ini Terciduk Mesra Berangkulan ke Polisi Bahkan Cium Tangan
Ada Apa Sih dengan Polisi, Preman Acak-acak Diskusi Dispora dan Bubarkan Aksi Global Climate Polisi Cuma Diam?
Diduga Kelompok Preman yang Bubarkan Diskusi Diaspora Kelompok Kupang, Tumpang Mobil Komando Menteng 58
Diskusi FTA di Kemang Ricuh Gara-Gara Sekelompok Orang Diduga Preman, Dibubarkan dengan Brutal, Din Syamsuddin Kecam Polisi Diam Saja
Kapolri Diam, Preman Bertindak? Soenarko Teriak Usut Tuntas! Ada Apa dengan Pembubaran Diskusi FTA di Jakarta?