Mengingat acara tersebut melibatkan banyak tokoh nasional yang vokal terhadap pemerintah, banyak yang menduga bahwa aksi ini bukan hanya sekadar tindakan premanisme biasa.
Apakah ini bentuk represi halus terhadap suara-suara kritis? Atau ada agenda yang lebih besar di balik layar?
Meski acara diskusi sempat diacak-acak, beruntungnya para tokoh yang hadir tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Diskusi tetap berjalan meskipun situasi sempat kacau. Ini menunjukkan bahwa semangat untuk memperjuangkan bangsa masih kuat, meski ada upaya-upaya untuk merusaknya.
“Justru peristiwa ini membulatkan tekad kita untuk terus bersatu. Jangan sampai kita terpancing dengan upaya-upaya yang ingin memecah belah bangsa. Ini bukan soal politik semata, ini soal masa depan kita bersama,” ujar Soenarko menutup pernyataannya.
Kasus pembubaran diskusi FTA ini jelas membuka mata banyak pihak tentang rapuhnya perlindungan hukum di negeri ini.
Ketika aparat yang seharusnya menjaga keamanan justru diam, ini jadi pertanyaan besar tentang arah kebebasan berpendapat di Indonesia.
Tugas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sekarang adalah menunjukkan bahwa hukum masih bisa dipercaya.
Akankah Kapolri bertindak? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya.***
Artikel Terkait
Gen Z Diaspora di Mesir dan Tunisia Gencar Bangun Semangat Cinta Tanah Air
Jelang Lengser Jokowi Aksi Preman Makin Dibiarkan Rezim, Terbukti Diskusi Diaspora Dihadiri Tokoh Nasional Dipaksa Dibubarkan Preman
Diduga Kelompok Preman yang Bubarkan Diskusi Diaspora Kelompok Kupang, Tumpang Mobil Komando Menteng 58
Bikin Malu Indonesia! Aksi Premanisme Bubarkan Secara Brutal Diskusi Diaspora di Kemang!
Kronologi Aksi Premanisme Bubarkan Paksa Diskusi FTA yang Disaksikan Diaspora di Kemang Jakarta Selatan