Usulan JK: Menjaga Toleransi Beragama dengan Tayangan Azan Magrib dan Misa Paus Fransiskus Bersamaan di TV

photo author
- Rabu, 4 September 2024 | 16:36 WIB
JK usul TV tayangkan azan dan misa Paus bersamaan untuk jaga toleransi (Foto/Golkar / HUkamaNews.com)
JK usul TV tayangkan azan dan misa Paus bersamaan untuk jaga toleransi (Foto/Golkar / HUkamaNews.com)

Dalam surat tersebut, Kemenag mengimbau agar televisi nasional menayangkan misa secara langsung tanpa jeda sejak pukul 17.00 hingga 19.00 WIB, dengan penyiaran azan Magrib dilakukan dalam bentuk teks berjalan.

Imbauan Kemenag ini muncul setelah Panitia Kunjungan Paus Fransiskus mengajukan permintaan kepada Kemenag untuk menjembatani komunikasi dengan organisasi keagamaan terkait penayangan azan saat misa berlangsung.

Kominfo pun merespons dengan menerbitkan surat edaran kepada lembaga penyiaran untuk mengikuti imbauan tersebut.

Baca Juga: Kaesang Disorot Soal Dugaan Gratifikasi dengan Gunakan Jet Pribadi, KPK Tegaskan Tak Ada Perlakuan Khusus!

Usulan JK ini menuai beragam respons di masyarakat. Sebagian pihak mendukung langkah ini sebagai bentuk nyata dari toleransi antarumat beragama.

Mereka melihat usulan ini sebagai cara untuk menunjukkan bahwa keberagaman di Indonesia tidak menjadi penghalang untuk hidup berdampingan dengan damai.

Namun, ada juga pihak yang merasa bahwa penayangan azan bersamaan dengan misa di layar yang sama bisa menimbulkan kebingungan di kalangan penonton.

Baca Juga: Paus Fransiskus Mulai Lawatan Eksklusif ke Istana Kepresidenan Jakarta, Tautkan Sejarah dengan Umat Katolik dan Jokowi!

Beberapa masyarakat khawatir bahwa solusi ini dapat mereduksi makna dari masing-masing ibadah yang sakral bagi umatnya.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman agama yang tinggi.

Toleransi dan saling menghormati antarumat beragama menjadi fondasi penting dalam menjaga keutuhan bangsa.

Usulan JK, meskipun kontroversial, pada dasarnya mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali arti dari toleransi.

Baca Juga: Tak Terima Disebut Penjilat Keluarga Istana, Ketum Merah Putih Silfester Matutina Maki dan Umpat Kata Kasar ke Rocky Gerung

Bagi JK, toleransi bukan sekadar menghormati hak beribadah, tetapi juga mencakup saling memahami dan menghargai perasaan sesama umat beragama.

Dalam konteks ini, JK tidak hanya berbicara sebagai seorang tokoh Muslim, tetapi juga sebagai seorang warga negara yang menginginkan Indonesia tetap damai dan harmonis di tengah perbedaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jiebon

Sumber: Antara News

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X