KPK Akan Minta Klarifikasi Kaesang Pangarep Terkait Dugaan Penggunaan Jet Pribadi

Fakta ini menarik perhatian warganet yang kemudian mempertanyakan bagaimana putra Presiden RI tersebut bisa menyewa jet pribadi yang biayanya tentu tidak sedikit.

Selain soal jet pribadi, waktu perjalanan Kaesang dan Erina juga dipertanyakan.

Kunjungan mereka ke AS bertepatan dengan adanya aksi unjuk rasa di sejumlah wilayah Indonesia yang menolak revisi UU Pilkada.

Baca Juga: 7 Trik Jitu Latih Kucing Kesayangan Pup di Kotak Pasir, Dijamin Nggak Bakal Buang AIr Besar Sembarangan!

Hal ini memicu reaksi beragam dari masyarakat, terutama di media sosial.

Banyak yang merasa bahwa perjalanan tersebut kurang pantas dilakukan di tengah situasi politik yang sedang memanas di Tanah Air.

Dalam situasi seperti ini, tak heran jika masyarakat ramai-ramai mempertanyakan apakah perjalanan tersebut dibiayai oleh uang pribadi atau ada pihak lain yang terlibat.

Baca Juga: Tablet Murah Meriah, Infinix XPAD Meluncur dengan Harga Terjangkau untuk Pelajar dan Gamer Kasual

Hal ini tentu perlu diklarifikasi lebih lanjut oleh KPK, mengingat penggunaan fasilitas mewah oleh pejabat atau keluarga pejabat sering kali menimbulkan kecurigaan terkait gratifikasi.

Sementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membela Kaesang dan istrinya dari tudingan gaya hidup hedonis.

Mereka berpendapat bahwa penggunaan jet pribadi bukan hal yang aneh, mengingat ada banyak masyarakat yang juga menggunakan fasilitas serupa.

Baca Juga: Bikin Gemas! Inilah 13 Ras Kucing yang Lagi Hits di Indonesia, Mana Favoritmu?

Namun, pembelaan ini tetap tidak meredam pertanyaan warganet mengenai asal muasal dana yang digunakan untuk menyewa jet pribadi tersebut.

Alexander Marwata juga menekankan bahwa di mata hukum, semua orang memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa KPK tidak akan segan meminta klarifikasi dari siapapun, termasuk keluarga presiden.

"Semua orang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Tidak ada perlakuan istimewa hanya karena status sosial atau hubungan keluarga," ujar Alex.