HUKAMANEWS - Meta baru-baru ini membuat keputusan mengejutkan dengan membatalkan proyek perangkat yang dirancang untuk menyaingi Apple Vision Pro.
Keputusan Meta untuk menghentikan pengembangan perangkat ini dianggap sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan teknologi dan pasar, terutama mengingat ambisi besar untuk menyaingi Apple Vision Pro.
Dengan membatalkan proyek ini, Meta menunjukkan keseriusannya dalam menyesuaikan strategi bisnis dan fokus pada inovasi yang lebih sesuai dengan permintaan pasar, meskipun perangkat tersebut awalnya diharapkan bisa menjadi pesaing berat bagi Apple Vision Pro.
Baca Juga: Terobosan Teknologi Kecanggihan AI, Google Rilis Pixel 9 Pro dan Pixel 9 Pro XL
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama setelah laporan yang dirilis oleh The Information dan dikutip oleh Engadget pada hari Sabtu, yang mengungkapkan detail menarik mengenai penghentian proyek ambisius ini.
Proyek headset ini, yang secara internal dikenal dengan nama kode "La Jolla," awalnya direncanakan untuk diluncurkan pada tahun 2027.
Headset ini diharapkan menjadi pesaing utama bagi Apple Vision Pro, dengan klaim memiliki teknologi layar mikro OLED yang sangat tajam dan lebih canggih dibandingkan dengan perangkat yang saat ini ada di pasaran, termasuk Quest 3.
Namun, meskipun potensi teknologinya sangat besar, ada sejumlah hambatan yang pada akhirnya menyebabkan proyek ini dihentikan.
Salah satu alasan utama di balik keputusan Meta untuk menghentikan proyek ini adalah biaya produksi yang sangat tinggi.
Menurut laporan, tim pengembang di Reality Labs, divisi Meta yang bertanggung jawab atas pengembangan perangkat ini, berusaha menekan harga perangkat agar berada di bawah 1.000 dolar AS atau sekitar Rp15,4 juta.
Baca Juga: Belajar Bahasa: Apa Itu Klausa? Cek Definisi, Fungsi, Jenis, dan Contoh Pemakaiannya dalam Kalimat
Namun, panel mikro OLED yang digunakan dalam perangkat tersebut sangat mahal, membuat target harga tersebut sulit dicapai.
Sebagai perbandingan, Apple Vision Pro, yang menggunakan teknologi serupa, dibanderol dengan harga 3.500 dolar AS atau sekitar Rp54 juta.
Selain itu, permintaan pasar untuk headset premium tampaknya tidak sebesar yang diharapkan.
Artikel Terkait
Kementerian ESDM Siapkan Mandatori Biodiesel B40 Awal Januari 2025: Langkah Strategis Menuju Energi Berkelanjutan
YouTube Perluas Kemitraan dengan Shopify untuk Dukung Layanan Belanja Online
LinkAja Tegaskan Komitmen Berantas Judi Online di Platform Transaksi Digital!
Inovasi Baru untuk PC Windows, Solusi Praktis untuk Mengakses Layanan Google dengan Google Essentials, Intip Fiturnya di Sini!
Resmi Rilis di Indonesia, TECNO POVA 6 Pro 5G, Performa dan Gaya Futuristik untuk Merdeka dalam Bermain