Misalnya, dalam penandatanganan dokumen resmi seperti perjanjian atau surat pernyataan, biasanya diperlukan meterai sebagai bukti keabsahan dokumen tersebut.
Meterai juga memiliki nilai nominal yang berbeda-beda, tergantung pada jenis dokumen dan kebutuhannya.
Contoh Penggunaan yang Tepat
Untuk lebih memahami penggunaan kata "meterai" yang benar, berikut beberapa contoh kalimat:
1. Penandatanganan Kontrak: "Dokumen ini perlu ditempel meterai Rp10.000 agar sah di mata hukum."
2. Surat Pernyataan: "Jangan lupa untuk menempelkan meterai pada surat pernyataan ini sebelum diserahkan ke pihak berwenang."
3. Pembuatan Surat Wasiat: "Surat wasiat tersebut harus ditandatangani di atas meterai agar memiliki kekuatan hukum."
Menghindari Kesalahan Umum
Penggunaan kata yang tidak baku seperti "materai", "metrei", atau "matrei" bisa membuat kesan kurang profesional, terutama dalam dokumen resmi.
Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa ejaan kata dalam KBBI sebelum menuliskannya, terutama untuk kata-kata yang jarang digunakan sehari-hari.
Pentingnya Menggunakan Kata Baku
Menggunakan kata baku dalam penulisan bukan hanya soal kepatuhan terhadap aturan bahasa, tetapi juga menunjukkan penghargaan kita terhadap bahasa Indonesia.
Selain itu, penggunaan kata yang tepat juga memudahkan komunikasi dan menghindari kesalahpahaman.
Artikel Terkait
Belajar Bahasa: Nasihat vs Nasehat: Mana yang Bener? Cek Penjelasan Lengkapnya di Sini!
Belajar Bahasa: Praktik vs Praktek, Biar Gak Salah Lagi, Ini Cara Benar Nulisnya!
Belajar Bahasa: Seksama vs Saksama, Mana yang Beneran Baku? Cek Perbedaannya dan Jangan Salah Lagi!
Belajar Bahasa: Bakpao atau Bapao? Cari Tahu yang Bener dan Bikin Kamu Ngiler dengan Sejarah dan Varian Isian Lezatnya di Sini!
Belajar Bahasa: Salat, Shalat, Sholat, atau Solat? Cari Tahu Kata yang Bener untuk Ibadah Rukun Islam Kedua di Sini!