Investigasi kontak ini dianggap sebagai langkah penting untuk mencegah penularan lebih lanjut dan memastikan bahwa orang-orang yang berisiko tinggi segera mendapatkan penanganan yang diperlukan.
Selain itu, pengobatan TBC bagi mereka yang positif dan terapi pencegahan bagi mereka yang negatif juga menjadi fokus utama.
Tanpa upaya skrining yang intensif dan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), target eliminasi TBC pada tahun 2045 sulit untuk dicapai.
Oleh karena itu, Kemenkes mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan dan menangani kasus TBC di lingkungan mereka.
Penyakit TBC masih menjadi ancaman kesehatan yang serius di Indonesia.
Dengan proyeksi eliminasi pada tahun 2045, Kemenkes terus mengupayakan berbagai strategi untuk menekan angka insiden dan mempercepat penemuan kasus.
Melalui investigasi kontak, pengobatan yang tepat, serta dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat, eliminasi TBC bukanlah hal yang mustahil.
Masyarakat diharapkan terus mendukung dan berpartisipasi dalam upaya ini, demi terciptanya Indonesia yang bebas TBC di masa depan.***
Artikel Terkait
Anti-Hoaks! Wolbachia dari Kemenkes Bikin DBD Jalan Miring, Beneran Aman dan Efektif!
Kasus TBC di Indonesia pada 2023 Melonjak Signifikan, Kemenkes Upayakan Untuk Solusi Mengakhiri Pandemi
Kemenkes, Polri, dan PP Muhammadiyah Berkolaborasi Tanggulangi Krisis Kesehatan, Langkah Terbaru untuk Sistem yang Lebih Tangguh!
Waspada! Kenaikan Kasus DBD Di Indonesia Belum Capai Puncak, Kemenkes Imbau Masyarakat Aktif Dalam PSN 3M Plus
Dampak Vaksin AstraZeneca, Kemenkes Sebut Efek Maksimal Terjadi dalam 6 Bulan