HUKAMANEWS - Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menjadi perhatian utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan belum mencapai puncaknya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, mengungkapkan bahwa kenaikan kasus DBD belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Prediksi menunjukkan bahwa peningkatan kasus masih akan berlanjut, terutama menjelang musim pancaroba.
Data terbaru per 26 Maret mencatat angka yang cukup mengkhawatirkan, dengan ribuan orang terjangkit dan ratusan lainnya meninggal akibat penyakit tersebut.
Menurut data resmi dari Kemenkes, jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 53.131 orang per 26 Maret, dengan 404 di antaranya meninggal.
Dari sistem pemantauan penyakit, beberapa kota seperti Bandung, Kendari, dan Bogor menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi.
Bahkan, angka kematian akibat DBD juga mencuat di beberapa daerah seperti Jepara, Subang, dan Kabupaten Bandung.
Meski demikian, Dirjen Maxi menegaskan bahwa tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit masih dalam batas aman.
Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan medis masih dapat diakses dengan baik.
Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah respons dan tindakan pencegahan dari masyarakat itu sendiri.
Mengimbau agar tidak panik, Dirjen Maxi menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Masyarakat diminta untuk aktif dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.
Artikel Terkait
Mengenal Teknologi Wolbachia yang Katanya dapat Melawan Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Benarkah?
DBD Indonesia dalam Angka, yang Menyebabkan Kemenkes Nekat Gunakan NYAMUK WOLBACHIA
Ternak Ayam Bukan, Ternak Nyamuk Yes. Lab Kementerian Kesehatan Kembangkan Ternak Nyamuk Wolbachia untuk Turunkan DBD
Keluhan Menkes Soal Tingginya Kasus DBD Menyesatkan, Keluhannya Giring Opini Rakyat Agar Setuju Sebar Nyamuk Wolbachia
Anti-Hoaks! Wolbachia dari Kemenkes Bikin DBD Jalan Miring, Beneran Aman dan Efektif!