TERUNGKAP! Motif Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Motif Asmara dan Tuntutan Pernikahan yang Berakhir Tragis

HUKAMANEWS - Cikarang, sebuah wilayah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini menjadi sorotan karena peristiwa menggemparkan penemuan mayat wanita dalam koper 

Jasad wanita dengan inisial RM (50), yang ditemukan dalam sebuah koper di sebuah lokasi yang sepi.

Kejadian ini tidak hanya mengejutkan komunitas lokal, tetapi juga mengundang perhatian luas dari berbagai pihak yang mencoba memahami motif apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Diduga Sidikat Internasional! Rumah Elit di Sentul Jadi Tempat Produksi Narkoba jenis Pinaca, Polda Metro Jaya Amankan 5 Tersangka

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, mengungkapkan bahwa motif di balik pembunuhan brutal ini berkaitan dengan masalah asmara.

AARN, pria yang kini berstatus tersangka, tega mengakhiri hidup RM karena tersinggung dengan permintaan korban yang ingin dinikahi.

Menurut pengakuan AARN, tekanan untuk memasuki ikatan pernikahan itu telah memicu kemarahannya.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan Pastikan Vaksin AstraZeneca Aman Tanpa Kasus Trombosis Di Indonesia, Baca Lebih Lanjut Untuk Info Terpercaya

Peristiwa ini berawal dari sebuah hubungan kerja antara pelaku dan korban, yang sama-sama bekerja untuk sebuah perusahaan di Tangerang dan Bandung.

Hubungan mereka berkembang lebih dari sekadar rekan kerja, mencapai titik di mana keduanya menjalin asmara yang akhirnya berujung pada pertemuan fatal di sebuah hotel di Bandung.

Menurut Kompol Gurnald Patiran, Kapolsek Cikarang Barat, hubungan antara AARN dan RM sudah terjalin sejak Desember 2023.

Baca Juga: Fakta Terkini Vaksin AstraZeneca, Pengakuan Adanya Efek Samping Pembekuan Darah, dan Realitas di Indonesia

Pertemuan di Bandung pada Desember tersebut adalah awal dari serangkaian pertemuan yang akhirnya berujung pada tragedi.

Dalam pertemuan terakhir di bulan April 2024, keduanya sempat melakukan hubungan intim sebelum peristiwa pembunuhan terjadi.

Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi, Kapolres Metro Bekasi, menambahkan bahwa RM sempat menuntut pertanggungjawaban dari AARN yang ditolaknya.