Fakta Terkini Vaksin AstraZeneca, Pengakuan Adanya Efek Samping Pembekuan Darah, dan Realitas di Indonesia

photo author
- Jumat, 3 Mei 2024 | 10:30 WIB
Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Pembekuan Darah dan Tanggapan Global (Dok. NDTV / HukamaNews.com)
Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Pembekuan Darah dan Tanggapan Global (Dok. NDTV / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Pembekuan darah sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca telah menarik perhatian dunia, khususnya setelah 51 kasus diajukan ke Pengadilan Tinggi dengan tuntutan ganti rugi hingga sekitar 100 juta poundsterling.

Kasus ini memunculkan pertanyaan besar, seberapa aman vaksin yang telah digunakan secara luas selama pandemi COVID-19 ini?

Untuk pertama kalinya, AstraZeneca mengakui secara publik bahwa vaksin COVID-19 yang mereka produksi bisa menyebabkan pembekuan darah, walau insidennya sangat jarang.

Baca Juga: World Water Forum ke-10, Upaya Global Menuju Kemakmuran Bersama Melalui Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengakuan ini terungkap dalam dokumen pengadilan terkait gugatan yang diajukan oleh korban di Inggris.

Hal ini menandai perubahan signifikan dalam pendirian hukum AstraZeneca dan potensi membuka jalan bagi gugatan serupa di masa depan.

Salah satu kasus yang paling mencolok adalah Jamie Scott, seorang ayah yang mengalami kerusakan otak setelah menerima vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Teryata Cuma Hoaks! Paslon 01 dan 03 Tidak Bisa Mencalonkan Diri di Pilpres Mendatang!

Kondisi Jamie yang memburuk setelah vaksinasi menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan vaksin, meskipun kasus seperti ini sangat langka.

Keluarga Jamie dan penggugat lainnya mengklaim bahwa vaksin tersebut "cacat" dan tidak seaman yang diharapkan masyarakat umum.

AstraZeneca menggambarkan kondisi yang diakibatkan oleh vaksin sebagai Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS) atau Vaccine Immune Thrombosis with Thrombocytopenia (VITT).

Baca Juga: PDIP dan PKB Usung Airin Rachmi Diany Sebagai Bacagub Banten di Pilkada 2024, Simak Profilnya di Sini

Ini adalah kondisi langka yang menyebabkan trombosis (pembekuan darah) dan trombositopenia (jumlah trombosit rendah).

Efek ini bisa berakibat fatal seperti stroke, kerusakan otak, hingga serangan jantung.

Menanggapi kasus ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komite Gabungan Vaksinasi dan Imunisasi di Inggris telah mengeluarkan pernyataan bahwa vaksin AstraZeneca aman dan efektif untuk individu berusia 18 tahun ke atas, namun menyarankan alternatif bagi mereka di bawah 30 tahun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Reuters, BBC

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X