Sebagai contoh, pada tanggal 24 Mei, akan diadakan Cultural Night (Farewell) di Taman Bhagawan, di mana para tamu dapat menikmati makanan khas Indonesia, tarian daerah, serta berbagai aspek kebudayaan lainnya.
Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi para peserta.
Setelah serangkaian diskusi dan pertemuan, para delegasi juga akan diajak untuk menikmati keindahan alam Bali melalui field trip ke beberapa lokasi seperti Museum Air di Tabanan, situs warisan dunia UNESCO di Jatiluwih, Danau Batur Kintamani, dan Cultural Village di Ubud.
“Tujuan dari field trip ini adalah untuk memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana Indonesia, khususnya Bali, mengintegrasikan pelestarian alam dan budaya dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Sandiaga.
Dengan kombinasi unik antara diskusi global dan pengalaman lokal yang kaya, World Water Forum ke-10 di Bali tidak hanya diharapkan menjadi forum yang membuahkan hasil konkret untuk isu sumber daya air global, tetapi juga meninggalkan kesan yang mendalam dan positif terhadap kebudayaan Indonesia di mata dunia.
Ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan global dalam isu keberlanjutan serta diplomasi budaya yang efektif.***
Artikel Terkait
Mengurai Kehebatan Hydro-Diplomacy Indonesia, Menjadi Pusat Perhatian di World Water Forum ke-10
BNPT Meningkatkan Asesmen Keamanan Jelang World Water Forum Ke-10 Di Bali, Upaya Proaktif Untuk Memastikan Keselamatan Dan Kelancaran Acara
World Water Forum ke-10, Membuka Peluang Besar untuk UMKM dan Pariwisata Indonesia
World Water Forum ke-10, Generasi Muda Bersuara dalam Menanggulangi Perubahan Iklim Global
Pasang 1.214 CCTV, Polda Bali Siap Amankan World Water Forum ke-10, Keamanan Tanpa Kompromi!