Meskipun mengakui bahwa praktik tersebut masih terjadi, beliau tetap optimis dan berharap fenomena ini akan perlahan menghilang dari panggung politik Indonesia.
Melalui pembahasan yang disampaikan oleh Said Aqil Siradj, kita diingatkan kembali tentang pentingnya menjaga nilai-nilai pluralisme dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kebangkitan agama atau identitas apapun seharusnya tidak dimanifestasikan dalam bentuk politik identitas yang memisahkan dan merugikan.
Baca Juga: 5 Tips Mudah Mengenali Kurma Israel Beredar di Indonesia yang Diharamkan MUI
Sebaliknya, kebangkitan tersebut harus diarahkan untuk memperkuat persatuan dan menjaga keharmonisan di tengah keberagaman yang ada.
Pandangan dan pernyataan Said Aqil Siradj ini tidak hanya relevan sebagai pembelajaran bagi situasi politik saat ini, tapi juga sebagai pengingat untuk kita semua bahwa dalam keberagaman, kita harus selalu berusaha menciptakan harmoni, bukan perpecahan.
Semoga, dengan semakin banyaknya pemahaman seperti ini, politik Indonesia ke depan bisa lebih bersih dari praktik-praktik yang dapat merusak keutuhan bangsa.***
Artikel Terkait
Apa yang Terjadi dengan Parpol Koalisi 01 dan 03 Jika Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran? Cek Strategi Politik Pasca-Pilpres dan Tawar Menawar
Ganjar Pranowo Diusut KPK, Goyang Politik Mulai dari Cashback Asuransi, Hak Angket dan Perang Politik Pemilu 2024!
Drama Hak Angket di DPR, Apakah Hanya Tantangan dan Ketidakpastian Politik? Simak Fakta di Balik Layar Pemilu 2024
Prabowo-Gibran Raih Kemenangan Telak di Sumatera Selatan, Momentum Politik Baru Menyusul Pengesahan KPU RI,
Menuju Era Baru, Pengamat Politik Soroti Gibran Rakabuming Raka dan Peluang Kepemimpinan Muda di Partai Golkar!
Golkar Merespon Pencalonan Gibran Rakabuming Raka di Bursa Ketua Umum, Antara Harapan dan Realitas Politik