Diduga Terjerat Pinjol Satu Keluarga Bundir di Apartemen Teluk Intan, Ahli Kriminologi Ungkap Fakta, Pelajaran Hidup yang Memilukan

HUKAMANEWS - Kisah tragis mengenai sebuah keluarga yang mengakhiri hidup/ bundir dengan terjun dari lantai 22, Tower Topaz, Apartemen Teluk Intan, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, membuat gelombang kehebohan.

Ternyata, peristiwa bundir ini menimbulkan banyak tanya dan dugaan, terutama terkait motif di balik keputusan nekat tersebut.

Pada Sabtu, 9 Maret 2024, sekitar pukul 16.00 WIB, dunia menyaksikan kepergian empat anggota keluarga tersebut: ayah EA (50 tahun), ibu AIL, anak laki-laki JWA (13 tahun), dan anak perempuan JL (15 tahun).

Baca Juga: Waspada Hujan di Seluruh Wilayah Jakarta Hari Ini, Senin 11 Maret 2024, Tips Menyongsong Cuaca Ekstrem!

Mereka ditemukan Bundir, dan dugaan awal menyebutkan bahwa mereka terjerat dalam permasalahan pinjaman online (pinjol).

Korban, yang telah terjerat dalam lingkaran pinjol selama beberapa tahun terakhir, menemui ajal tragisnya.

Bahkan, kesaksian dari tetangga apartemen mengungkapkan bahwa salah satu korban sempat meminjam uang kepada mereka sebesar Rp20 juta untuk modal usaha.

Baca Juga: Aturan Baru BC di Bandara Soekarno-Hatta, Pembatasan Muatan Barang Bawaan Penumpang Asal Luar Negeri

Namun, kondisi finansial yang semakin terjepit membuat mereka terancam kehilangan harapan.

Menurut Prof. Drs. Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, M.Si., M.Sc, Ph.D., seorang ahli kriminologi dari Universitas Indonesia, kejadian seperti ini tidaklah jarang terjadi, terutama di kalangan menengah.

Kalangan menengah sering kali terperangkap dalam tekanan finansial yang disebabkan oleh gaya hidup yang ingin dipertahankan.

Baca Juga: Arya Wedakarna Raih Suara Kedua Tertinggi di Bali Meski Sempat Dipecat Presiden, Kejutan Pemilu 2024

Salah satu solusi cepat yang mereka pilih adalah pinjol, meskipun seharusnya mereka memiliki pengetahuan akan risiko dan bahaya yang terkait.

Kasus Bundir sekeluarga ini juga menunjukkan ironi dari anggapan bahwa keluarga kelas menengah tidak akan terjerumus dalam masalah besar.

Masalah keuangan yang begitu berat mampu merenggut nyawa seluruh anggota keluarga, memberikan pukulan keras terhadap anggapan itu.