Ada Fenomena "Buzzer" di Pemilu 2024, Cermati Lagi Saat Memilih

photo author
- Kamis, 25 Januari 2024 | 15:08 WIB
Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, Prof.Budi Setiono berdiskusi soal fenomena Buzzer di Pemilu 2024 (Elizabeth Widowati )
Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, Prof.Budi Setiono berdiskusi soal fenomena Buzzer di Pemilu 2024 (Elizabeth Widowati )

HUKAMANEWS - Buzzer adalah orang atau sekumpulan orang yang dibayar jasanya, untuk mempromosikan, mengkampanyekan atau menyuarakan sesuatu. Istilah ini familiar di dunia media sosial.Tapi pernahkah masyarakat menduga bahwa istilah Buzzer ini juga sudah masuk ke pesta demokrasi Pemilu 2024.

Pengamat politik Universitas Diponegoro, Prof. Budi Setiono mengatakan keberadaan Buzzer sudah masuk ke Indonesia, memanfaatkan hubungan yang tidak rasional antara masyarakat sebagai pemilih dan kandidat calon yang maju dalam hal ini tentunya adalah si pasangan capres.

"Keberadaan Buzzer ini, saya pikir sudah terdeteksi masuk ke Indonesia, dengan pola- pola yang sama terjadi di Filipina. Polanya sama, dikhawatirkan yang terjadi Buzzer dari Filipina ini sudah masuk dengan membawa komponen infrastrukturnya bermain di Indonesia," jelas Prof. Budi Setiono dalam Dialog Prime Time mengangkat tema "Menjaga Marwah Pesta Demokrasi" di Semarang, Kamis, tanggal 25 Januari 2024.

Baca Juga: Adopsi Kucing Jangan Cuma Untuk Kesenangan loh! Simak Panduan Merawat Anabul, Kesehatan, Sosialisasi, dan Biaya yang Perlu Diperhitungkan

Seperti apa pengaruh Buzzer ini dalam politik Pemilu 2024, ditambahkan pihaknya jelas sangat signifikan. Mereka yang begitu gandrung akan media sosial, jelas akan terpengaruh.

"Mereka,para pemilih akan cenderung ikut - ikutan dan terprovokasi dengan apa yang setiap informasi yang diunggah dari media sosial tersebut. Ini jelas sebuah fenomena negatif dan tidak beretika secara iklim demokrasi yang ideal, meski diperbolehkan," tambah Budi sekali lagi.

Mengenai kondisi pemilih jelang Pemilu 2024 saat ini, ditambahkan pihaknya, sekitar 80 persen memang dipastikan akan gunakan hak pilihnya.

Baca Juga: Wanita Terekam Melahirkan dan Tinggalkan Bayi di Mushala Depok, Warga Bereaksi Tegas

"Akan tetapi, dalam analisa saya, sekitar 45 persen pemilih , sama sekali belum menentukan siapa yang menjadi pilihannya. Debat capres , apa sih, sama sekali tidak memberi kejelasan bagi pemilih. Kita berharap mereka benar - benar memilih sesuai dengan hati nurani, bukan money politik," tutupnya.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X