Palem kuning tak hanya memperindah taman, tapi juga menjadi penyerap panas yang efisien.
Batangnya ramping, daunnya rimbun, cocok dijadikan pagar alami di sisi rumah yang sering terpapar matahari.
Tips: tanam beberapa batang sejajar untuk hasil maksimal.
7. Ketapang Kencana (Terminalia mantaly)
Pohon ini disukai karena bentuk daunnya yang bertingkat menyerupai payung.
Selain memberikan keteduhan, ketapang kencana memberi kesan rapi dan modern pada lanskap rumah.
Tips: pangkas secara berkala agar tetap simetris dan tidak tumbuh terlalu lebat.
Baca Juga: Viral Dugaan Aqua Gunakan Air Sumur Bor, DPR Minta Tindakan Tegas, Danone Aqua Klarifikasi
8. Pohon Angsana (Pterocarpus indicus)
Angsana dikenal cepat tumbuh dan kuat sebagai peneduh alami. Daunnya rapat, efektif menahan panas matahari, sementara bunganya yang kuning menambah keindahan taman.
Riset menunjukkan, pohon ini mampu menurunkan suhu sekitar hingga 4–5 derajat Celsius.
9. Pucuk Merah (Syzygium oleina)
Daun mudanya berwarna merah menyala, menambah keindahan halaman. Namun di balik itu, pucuk merah juga berperan penting menyerap radiasi panas dan menghasilkan oksigen segar.
Biasanya ditanam berderet sebagai pagar alami.
Tips: rutin memangkas bagian atas agar warna tetap cerah dan rapi.
10. Bambu (Bambusoideae)
Tanaman ini serbaguna: menyerap panas, meredam suara, dan memperkuat struktur tanah.
Bambu cocok ditanam di pinggir rumah atau tepi jalan, tumbuh cepat, dan memberi kesan alami yang menenangkan.
Menariknya, bambu mampu menyerap panas dan karbon dioksida lebih cepat dibanding banyak jenis pohon besar.
Baca Juga: Datang ke Bareskrim, Lisa Mariana Buka Babak Baru Soal Isu Anak Ridwan Kamil, Begini Faktanya
Agar Rumah Tambah Adem Secara Alami
Menanam tanaman penyerap panas hanyalah satu cara. Agar udara di rumah makin sejuk tanpa bantuan pendingin buatan, perhatikan pula beberapa hal sederhana.
Gunakan cat berwarna terang seperti putih atau krem di dinding rumah, sebab warna-warna tersebut mampu memantulkan cahaya panas lebih baik daripada warna gelap. Pastikan juga rumah memiliki ventilasi silang agar udara bisa mengalir dari dua sisi dan menciptakan sirkulasi alami yang menyegarkan.
Pemilihan material juga berpengaruh besar. Tirai dari bahan alami seperti bambu atau linen, misalnya, dapat menyaring sinar matahari tanpa membuat ruangan gelap. Bagi yang menyukai unsur alam, menghadirkan air mancur mini atau kolam kecil bisa menjadi sentuhan terakhir untuk menyeimbangkan suhu panas di sekitar rumah. Gemericik air tak hanya menenangkan, tapi juga menjaga kelembapan udara tetap stabil.
Pada akhirnya, hawa sejuk yang paling nyaman bukan berasal dari mesin pendingin, melainkan dari dedaunan hijau yang tumbuh dengan cinta dan perawatan sederhana. Menanam berarti memberi kesempatan bagi bumi untuk bernapas lebih lega—dan bagi kita, untuk menikmati kesejukan yang benar-benar alami.***
Artikel Terkait
Gunakan Sabut Kelapa, Siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta Kenalkan Sepatu Anti Bau
Kok Bisa Suhu Dingin Padahal Bumi Lagi Jauh dari Matahari? Ini Penjelasan BMKG Tentang Fenomena Aphelion yang Jarang Orang Tahu!
Waspada! Aktivitas Matahari Melejit Tiga Kali Lipat di Bulan Juli, 17 Suar Terjadi dalam Dua Hari
Hemat Energi, Gaya Hidup Islami, Ibu Jadi Garda Terdepan Penjaga Bumi
Fenomena Blood Moon 7–8 September 2025, Langit Indonesia Jadi Panggung Kosmik Merah Membara
9 Macan Tutul Lembang Kabur dari Kandang, BBKSDA Ungkap Fakta Mengejutkan di Hutan Lindung Tangkuban Parahu
Bayang-bayang Cs-137 di Cikande: Dari Besi Tercemar hingga Udang Ekspor yang Terseret