Fenomena Blood Moon 7–8 September 2025, Langit Indonesia Jadi Panggung Kosmik Merah Membara

photo author
- Sabtu, 6 September 2025 | 19:30 WIB
Bulan merah Blood Moon tampak di langit malam saat gerhana total (HukamaNews.com / Foto: tatarmedia-puspita)
Bulan merah Blood Moon tampak di langit malam saat gerhana total (HukamaNews.com / Foto: tatarmedia-puspita)

Sebuah studi yang terbit di Geophysical Research Letters (2019) mengungkap bahwa tingkat kecerahan bulan saat gerhana dapat menjadi indikator dampak letusan gunung berapi terhadap iklim global.

Bahkan, NASA memanfaatkan momen ini untuk menguji metode transmission spectroscopy, yang kelak digunakan dalam pencarian planet layak huni di luar tata surya.

Refleksi: Langit yang Selalu Konsisten

Fenomena kosmik seperti Blood Moon bukan sekadar tontonan, tapi juga cermin bagi manusia. Alam semesta berjalan dengan keteraturan, tanpa peduli pada perdebatan dan perbedaan pandangan di bumi.

Baca Juga: Bukan Sekadar CSR, Pertamina Perkuat Bank Sampah di Cilacap, Komitmen Nyata Dukung Lingkungan Lebih Bersih

Di berbagai belahan dunia, orang akan melihat bulan merah yang sama, pada waktu yang sama. Ada rasa kagum, takut, dan tak berdaya sekaligus, ketika manusia menyadari betapa kecilnya diri di hadapan jagat raya.

Gerhana bulan total 7–8 September 2025 akan menjadi puncak atraksi langit tahun ini. Bagi masyarakat Indonesia, momen ini bisa dinikmati tanpa teleskop khusus, cukup dengan mata telanjang dari halaman rumah.

Fenomena ini tidak hanya mengajarkan tentang presisi sains, tapi juga memberi ruang bagi refleksi budaya dan spiritual.

Jika bulan, matahari, dan bumi taat pada orbitnya, mungkin manusia pun bisa belajar untuk lebih taat pada orbit etikanya sendiri.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jiebon

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X