Prof. Lion Shahab, Co Director dari UCL Tobacco and Alcohol Research Group, menegaskan bahwa rokok elektrik tidak bebas dari risiko.
Terutama bagi remaja yang belum pernah merokok, penggunaan vape bisa meningkatkan risiko paparan logam berbahaya yang berdampak buruk bagi otak dan perkembangan organ lainnya.
Hasil studi ini menyoroti pentingnya regulasi yang lebih ketat terhadap peredaran dan promosi vape, khususnya kepada remaja.
Baca Juga: Usut Tuntas Tragedi di STIP Jakarta, Kemenhub Beraksi Cepat Tangani Kekerasan Mahasiswa
Edukasi mengenai bahaya penggunaan vape dan dampaknya terhadap kesehatan juga perlu ditingkatkan, untuk mengurangi popularitas vape di kalangan remaja.
Dari segala temuan ini, jelas bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengambil tindakan pencegahan dan pembatasan lebih lanjut terhadap penggunaan vape di kalangan remaja.
Penting bagi para pemangku kebijakan, orang tua, dan pendidik untuk bekerja sama dalam menyediakan informasi yang tepat dan melakukan upaya preventif terhadap penggunaan vape yang bisa membahayakan generasi muda.
Dengan demikian, kita bisa melindungi masa depan mereka dari risiko kesehatan yang tidak perlu dan memastikan bahwa tren ini tidak berubah menjadi krisis kesehatan masyarakat.
Artikel Terkait
Effendi Gazali: Jangan Percaya Hasil Lembaga Survey, Bohongi Orang dan Bagian dari Gangguan Kesehatan Jiwa
Kemenkes, Polri, dan PP Muhammadiyah Berkolaborasi Tanggulangi Krisis Kesehatan, Langkah Terbaru untuk Sistem yang Lebih Tangguh!
Wajib Ada di Dapur Nih! 4 Rempah-Rempah Sehat Bermanfaat untuk Meningkatkan Kesehatan Otak
Manfaat Bangun Pagi dan Sholat Subuh untuk Kesehatan Mental: Studi Baru Ungkap Rahasia Sembuh dari Depresi
Kementerian Kesehatan Pastikan Vaksin AstraZeneca Aman Tanpa Kasus Trombosis Di Indonesia, Baca Lebih Lanjut Untuk Info Terpercaya