HUKAMANEWS - Tempe merupakan salah satu makanan sejuta umat di Indonesia. Selain rasanya yang enak, tempe menjadi favorit karena harganya yang murah dan bergizi.
Ada banyak bahan tempe mulai dari kedelai, kara, benguk, kecipir, kedelai hitam, lamtoro, kacang hijau, kacang merah, kacang gude hingga kacang komak.
Tempe direkomendasikan untuk semua kelompok umur dikarenakan zat gizi yang dikandungnya mudah diserap oleh tubuh yaitu berupa senyawa peptida pendek, asam amino bebas, asam-asam lemak dan karbohidrat yang lebih sederhana. Kapang yang tumbuh pada tempe menghasilkan enzim berupa protease, lipase dan amilase. Enzim ini berperan dalam proses penguraian protein, lemak, dan karbohidrat komplek menjadi bentuk senyawa yang lebih sederhana.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata konsumsi per kapita tempe masyarakat Indonesia adalah 0,102 kg/minggu.Sayangnya, jumlah ini terus menurun jika dibandingkan pada 2021 (0,109 kg) dan 2023 (0,107 kg).
Dalam seminggu, rata-rata pengeluaran untuk makan tempe adalah Rp 1.282/minggu per kapita.Sejumlah kabupaten/kota memiliki konsumsi tempe lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Konsumsi tempe tertinggi ada di wilayah Jawa Timur yakni Kabupaten Nganjuk yakni 0,288 kg/minggu. Disusul kemudian dengan Kota Serang (Banten) dan Madiun (Jawa Timur).
Kandungan asam amino pada tempe terdapat 24 kali lipat lebih tinggi dari susu kedelai. Kandungan makromineral dalam 1 potong tempe mentah ukuran sedang (50 g) yaitu energi 100,5 kkal, protein 10,4 g, lemak 4,4 g dan karbohidrat 6,75 g.
Kandungan gizi lainnya yang terdapat pada tempe adalah serat, kalsium, fosfor, zat besi, kalium, tembaga, zink, beta caroten, vitamin B1, B2 dan niasin. Semua zat gizi ini diperlukan oleh tubuh untuk mencapai kesehatan yang optimal.***