Di Desa Candimulyo Kabupaten Temanggung, Ada Larangan Cicipi Makanan Tradisi Nyadran

photo author
- Jumat, 7 Februari 2025 | 19:21 WIB
Tradisi Nyadran masyarakat Jawa. (website Kemenpan-RB)
Tradisi Nyadran masyarakat Jawa. (website Kemenpan-RB)

HUKAMANEWS - Sebentar lagi umat muslim seluruh Indonesia akan memasuki bulan puasa Ramadhan. Ada tradisi Jawa yang masih hidup dilakukan masyarakat, yang disebut dengan tradisi Nyadran. Setiap warga berbondong - bondong membawa tumpeng lengkap dengan lauk pauk untuk didoakan.Dilanjutkan dengan bersih - bersih makam leluhur.

Uniknya, masyarakat pantang alias dilarang mencicipi makanan yang diolah untuk tradisi Nyadran Demangan di Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Juru Kunci Makam Demangan Romidi di Temanggung, menyampaikan tidak ada masakan yang dicicipi untuk tradisi nyadran ini. Dengan membawa ratusan tenong berisi berbagai macam makanan, warga melakukan kirap menuju makam Kiai Demang.

Baca Juga: 40 SD di Kudus Terendam Banjir, Gantinya Guru Berikan Tugas Lewat Grup WhatsApp

Ia mengatakan nyadran Demangan rutin digelar setiap tahun pada Jumat Kliwon bulan Ruwah pada penanggalan Jawa, selain sebagai wujud syukur warga, juga untuk menyambut bulan Ramadhan.

Dalam tradisi ini semua masakan saat proses memasak tidak boleh dicicipi, karena dipercaya dapat mendatangkan musibah.

"Ada yang mencicipi yang biasanya dari luar daerah mau nyadran di sini tetapi di jalan sudah tumpah, ada yang sakit sampai tahunan tidak sembuh dan sekarang amanah orang tua di sini tetap dipatuhi," katanya, Jumat, 7 Februari 2025.

Baca Juga: Prabowo Berani Setop Anggaran IKN! Warisan Jokowi Tak Lanjut, Rocky Gerung Bilang Begini

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Tri Raharjo berharap, tradisi ini terus dilestarikan, terlebih cerita dan sejarah dari tradisi ini sudah didokumentasikan agar menarik untuk dijadikan pariwisata di Kabupaten Temanggung.

"Mengingat tradisi unik tanpa dicicipi masakan ini hanya ada di Temanggung," katanya.

Ia berharap, narasi kemudian cerita rakyat yang ada di tempat ini sepertinya belum digali, belum ada dokumen.

Baca Juga: Anggaran IKN Diblokir, Inikah Bentuk Balasan Prabowo ke Jokowi Sisakan Utang Membengkak dan Defisit?

"Kalau ada story telling, narasi, kemudian ada objek budaya ini bisa dijual, bisa menjadi komersial, itu ada untuk penghidupan pariwisata," tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Elizabeth Widowati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X