2. Mengubur Barang Bekas
Barang-barang bekas yang bisa menampung air seperti kaleng, botol, atau ban bekas harus segera dikubur atau didaur ulang. Jangan biarkan barang-barang tersebut tergeletak begitu saja karena dapat menjadi sarang nyamuk.
3. Menggunakan Kelambu dan Repelan Nyamuk
Saat tidur, gunakan kelambu untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk. Selain itu, oleskan repelan nyamuk pada kulit yang tidak tertutup pakaian, terutama saat berada di luar ruangan pada pagi dan sore hari, ketika nyamuk Aedes aegypti paling aktif.
Baca Juga: Tunggu Tujuh Hari, Keluarga Mahasiswa PPDS Anestesi Undip Siap Beri Keterangan
4. Menggiatkan Fogging dan Abatisasi
Fogging atau pengasapan dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa, sementara abatisasi, yaitu pemberian larvasida pada tempat penampungan air, dilakukan untuk membunuh jentik nyamuk.
Upaya ini biasanya dilakukan oleh dinas kesehatan setempat, namun masyarakat juga bisa berinisiatif untuk melakukannya di lingkungan tempat tinggal mereka.
5. Mendukung Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Program PSN adalah salah satu upaya pemerintah untuk memberantas sarang nyamuk dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Partisipasi masyarakat dalam program ini sangat penting untuk menekan angka penyebaran demam berdarah.
Baca Juga: Apa Kabar Laporan Monopoli Bisnis Lapas oleh Anak Menkumham? Ini Update Terbaru dari KPK
Rina kini sudah sembuh setelah menjalani perawatan intensif. Namun, ia sadar bahwa pencegahan lebih baik daripada mengobati.
Ia pun mulai aktif mengajak tetangga dan teman-temannya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menjalankan langkah-langkah pencegahan DBD. Karena pada akhirnya, kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
Mencegah demam berdarah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga kita sebagai masyarakat. Mari kita bersama-sama melawan wabah ini demi kesehatan dan keselamatan kita semua!***