Namun, pemerintah menunggu hasil riset lanjut dari BRIN yang dijadwalkan selesai pada Agustus mendatang.
Pemerintah juga membahas tata kelola dan tata niaga kratom untuk merespons keluhan dari masyarakat, terutama 18 ribu keluarga di Kalimantan Barat yang mengalami kesulitan mengekspor kratom karena belum ada standar produk yang jelas.
Moeldoko menekankan bahwa kratom telah dikonsumsi secara tradisional oleh masyarakat Kalimantan sebagai sumber energi mirip kopi, dengan tingkat kecanduan yang rendah.
Pentingnya regulasi untuk memastikan kratom bebas dari kontaminan seperti bakteri salmonella, ecoli, dan logam berat, menjadi poin penting untuk mendukung ekspor kratom.
Manfaat dan Risiko Penggunaan Kratom
Kratom sering digunakan untuk mengatasi nyeri kronis, gejala putus obat opioid, atau rekreasi.
Efeknya dimulai dalam lima hingga sepuluh menit dan berlangsung dua hingga lima jam.
Daun kratom diyakini dapat meningkatkan kewaspadaan, energi, dan rasa percaya diri selain meredakan nyeri.
Baca Juga: 300 Personil Amankan Jakarta International Marathon 2024, Jalan Ditutup, Ini Daftarnya!
Namun, penggunaan kratom dengan dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping serius seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah, kesulitan tidur, dan toksisitas hati.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa antara Januari dan Mei 2023, ekspor utama kratom Indonesia adalah ke Amerika Serikat dengan nilai 4,86 juta dolar AS atau 66,3 persen dari total ekspor.
Negara tujuan lainnya termasuk Jerman, India, dan Republik Ceko.
Hal ini menunjukkan bahwa kratom memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik.