Malam 1 Suro Bertepatan dengan Jumat Kliwon, Ini Beberapa Larangan yang Diwariskan Secara Turun Temurun dalam Tradisi Jawa

photo author
- Kamis, 26 Juni 2025 | 20:25 WIB
Kirab 1 Suro beberapa tradisi turun temurun yang masih diwariskan masyarakat Jawa, di antaranya larangan keluar rumah (Ist)
Kirab 1 Suro beberapa tradisi turun temurun yang masih diwariskan masyarakat Jawa, di antaranya larangan keluar rumah (Ist)

​​​​​​​Seiring dengan kesakralan malam 1 Suro, berkembang pula berbagai larangan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa.

Baca Juga: Laptop Gaming Seharga Motor Sport? Ini Dia Predator Helios 18 AI Bertenaga RTX 5090 yang Bikin Ngiler, Cek Spesifikasinya di Sini!

Larangan ini dipercaya mampu menghindarkan seseorang dari bala, kesialan, atau gangguan makhluk halus.

Berikut beberapa di antaranya:

1. Larangan keluar rumah
Banyak orang Jawa meyakini bahwa pada malam 1 Suro, keluar rumah dapat mengundang bahaya, terutama bagi mereka yang memiliki weton tertentu. Malam ini diyakini menjadi waktu para dukun atau pesugihan mencari tumbal untuk kekayaan atau kesaktian.

2. Tidak boleh berisik atau bicara
Dalam beberapa tradisi seperti yang dilaksanakan di Keraton Yogyakarta, masyarakat melakukan ritual tapa bisu, yakni diam seribu kata tanpa berbicara, makan, minum, bahkan merokok.

Hal ini merupakan bentuk laku spiritual yang merefleksikan keheningan dan kehati-hatian.

3. Tidak menggelar pesta atau pernikahan
Masyarakat Jawa menghindari mengadakan hajatan atau pesta, terutama pernikahan, pada malam 1 Suro. Melakukan hajatan pada waktu ini diyakini dapat membawa malapetaka. Larangan ini telah diwariskan sejak masa Sultan Agung, yang menganjurkan masyarakat untuk menyepi dan berdoa pada malam sakral ini.

4. Larangan pindah rumah
Malam 1 Suro juga dianggap sebagai waktu yang tidak baik untuk pindah rumah. Masyarakat percaya bahwa perpindahan tempat tinggal di malam tersebut dapat mendatangkan kesialan.

Baca Juga: Sosok Pengkhianat Reza Pahlavi, Putra Shah Terakhir Iran yang Condong Bela Netanyahu, Rayu Militer Iran untuk Gulingkan Rezim

Makna spiritual dan warisan budaya

Di balik berbagai mitos dan larangan tersebut, malam 1 Suro menjadi momen penting bagi masyarakat Jawa untuk melakukan lelaku atau laku prihatin.
Tujuannya adalah membersihkan diri dari hawa nafsu duniawi, menyucikan hati, serta memperbaiki hubungan dengan Tuhan.

Sultan Agung Hanyokrokusumo melalui kebijakan kalender Jawa-Islam berupaya menyatukan nilai-nilai kejawen, dan Islam agar masyarakat tidak tercerai-berai karena perbedaan kepercayaan.

Salah satu warisannya adalah kebiasaan ziarah kubur setiap Jumat Legi, yang dilakukan bersama pengajian dan laporan pemerintahan setempat.

Ketika 1 Suro jatuh pada hari Jumat Legi, malam tersebut dianggap lebih keramat dari biasanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

8 Buah Ampuh untuk Jaga Ginjal Tetap Sehat

Selasa, 25 November 2025 | 21:24 WIB
X