Oleh karena itu selain jumlah layar yang kurang, kekurangan yang masih kementeriannya kejar adalah memperkuat pelatihan khususnya penulisan skenario sehingga karya film diminati penonton.
“Salah satu masalah kita di penulisan skenario, ceritanya bagus hebat tapi kalau skenarionya jelek filmnya akan jadi jelek, ini salah satu yang harus diperkuat dengan workshop membangun kapasitas dan penulisan skenario yang banyak,” ujar Fadli Zon.
Pada bagian lain, PT Produksi Film Negara (Persero) (PFN) memperkuat perannya sebagai akselerator ekosistem perfilman nasional dengan membuka peluang kerja sama internasional dengan sejumlah tokoh dan pemimpin dari industri media dan teknologi penyiaran Tiongkok.
Hal itu menjadi salah satu upaya PFN membuka ruang bagi pengembangan kapasitas sumber daya manusia perfilman Indonesia di kancah internasional.
“PFN terbuka dengan kerja sama dengan berbagai negara, baik dari pihak pemerintah maupun perusahaan swasta asing. Kami berupaya untuk meningkatkan akses teknologi bagi para insan perfilman Indonesia,” ujar Head of Corporate Secretary PFN Ihsan Chairdiansyah, melalui rilis pers.***
Artikel Terkait
Apresiasi Ryan Adriandhy Lulusan Binus yang Sukseskan Film Jumbo, Rektor Binus University Nelly Gelar Nobar Film Jumbo
Ternyata, Paus Leo XIV Nonton Film Conclave Sebelum Dipilih, Ini Ceritanya
Akting Bio One Sebagai Teroris Banyak Dipuji di Film Sayap Sayap Patah 2: Olivia, Bahkan Kapolri Ikut Terkesan
Lama Tak Terdengar Kabarnya Sejak Jadi Seorang Ibu, Tahu-tahu Syahrini "Inces" Melenggang Anggun di Red Carpet Cannes Film Festival
Baru Tayang 22 Mei, Trailer Film Angkara Murka Bikin Syok, Padahal Gak Ada Hantu, Kisahnya Seram tentang Tumbal di Pertambangan