HUKAMANEWS - Sebuah skandal mengejutkan mengguncang Nanjing, Tiongkok, setelah seorang influencer ternama, yang dikenal di dunia maya sebagai "Saudari Hong" atau "Saudara Hong" ditangkap.
Pria yang selama ini menyamar layaknya perempuan, diduga sudah menipu ribuan pria agar mau melakukan aktivitas tanpa pengaman dengan dalih palsu.
Terdakwa, seorang pria berusia 38 tahun bermarga Jiao, diduga menyamar sebagai perempuan selama bertahun-tahun, menggunakan riasan tebal, wig dan filter kecantikan.
Ia juga menggunakan perangkat lunak pengubah suara untuk mengelabui korban pria, agar mengira dirinya perempuan.
Jiao ditahan secara pidana pada 6 Juli karena diduga mendistribusikan materi cabul, dan kasus ini masih dalam penyelidikan aktif oleh pihak berwenang.
Menurut pernyataan dari Biro Keamanan Publik Nanjing cabang Jiangning, Jiao seorang warga non-lokal membangun persona daring sebagai perempuan glamor.
Tujuannya untuk memikat para pria ke dalam pertemuan pribadi.
Ia diduga mengundang para korban ke rumahnya dengan menawarkan "layanan seks gratis" sebagai imbalan barang-barang seperti buah, minyak goreng, atau susu.
Setelah membangun kepercayaan, Jiao melakukan tindakan yang tidak aman terhadap para korban, beberapa di antaranya kemudian mengetahui jenis kelamin biologisnya dan dilaporkan bereaksi keras setelah mengetahui kebenarannya.
Yang meresahkan, pihak berwenang mengatakan Jiao merekam pertemuan-pertemuan ini tanpa izin, dan memonetisasi konten tersebut dengan mengunggahnya ke platform dewasa.
Rekaman video yang bocor tersebut kemudian beredar daring, menambah kemarahan publik.
Sementara banyak korban yang marah, laporan juga menunjukkan bahwa beberapa orang dengan sukarela kembali untuk melakukan pertemuan berulang, bahkan setelah mengetahui identitas asli Jiao, sebuah elemen mengganggu yang telah memicu percakapan nasional tentang persetujuan, identitas virtual, dan kesehatan.
Setelah penangkapannya, rumor daring yang tersebar luas mengklaim bahwa Jiao mungkin positif HIV, dengan beberapa unggahan mengklaim setidaknya 11 korban telah tertular virus tersebut.