Israel mengatakan tidak akan mengizinkan pasukan pemerintah dikerahkan di Suriah selatan, dan telah melancarkan puluhan serangan udara di seluruh negeri dalam beberapa bulan terakhir.
Arab Saudi memuji langkah Trump untuk mencabut sanksi, dengan Pangeran Mohammed memuji keputusan tersebut pada pertemuan puncak GCC di Riyadh.
Berakhirnya sanksi AS akan menjadi langkah menuju mengintegrasikan kembali Suriah ke dalam sistem ekonomi internasional dan dorongan bagi ekonomi yang terpukul dalam upaya membangun kembali setelah 14 tahun perang saudara.
Di Damaskus, pengumuman berakhirnya sanksi disambut dengan kegembiraan.
Mobil-mobil yang membunyikan klakson sambil melambaikan bendera Suriah memenuhi ibu kota negara itu pada hari Selasa.
Sebuah grup musik tradisional Suriah bermain di kawasan tua ibu kota, hentakan drum diiringi sorak-sorai.
Media sosial di Suriah dipenuhi dengan video Trump yang sedang menari, dengan gerakan khasnya yaitu mengepalkan tangan dua kali diiringi lagu kebangsaan Suriah.
“Semua orang senang dan turun ke jalan. Puji Tuhan, syukur kepada Tuhan ribuan kali,” kata Omar al-Nafa, yang bekerja di bidang pendidikan.
Ekonomi Suriah terpukul akibat perang selama 14 tahun, dengan PBB memperkirakan lebih dari 90% penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Sebagian besar perumahan di negara itu hancur dan layanan dasar, seperti listrik dan internet, tetap tidak berfungsi.
Selama berbulan-bulan, pencabutan sanksi AS menjadi prioritas kebijakan bagi otoritas baru Suriah, yang melihatnya sebagai hambatan utama untuk membangun negara yang layak dan terlibat dalam rekonstruksi berskala luas di negara yang dilanda perang itu.
Kementerian luar negeri Suriah menyambut baik pengumuman Trump, menyebutnya sebagai "titik balik penting bagi rakyat Suriah, saat kita berusaha keluar dari babak perang yang panjang dan menyakitkan".
“Pencabutan sanksi tersebut memberikan kesempatan penting bagi Suriah untuk mencapai stabilitas, kemandirian, dan rekonstruksi nasional yang bermakna, yang dipimpin oleh dan untuk rakyat Suriah,” tambah pernyataan itu.
Pemerintahan baru Suriah menetapkan tujuan ambisius untuk membangun kembali negara itu, tetapi terhambat oleh sanksi ekonomi yang berat.