global

Baru Terpilih, Paus Leo XIV Langsung Kasih Kode Soal Perdamaian Dunia dan Kritik Terselubung ke Politik Amerika

Jumat, 9 Mei 2025 | 10:56 WIB
Robert Prevost terpilih sebagai Paus Leo XIV, ini langkah awal dan arah baru Gereja Katolik di bawah kepemimpinannya. (HukamaNews.com / Vatican News)

HUKAMANEWS - Suasana di Vatikan kembali penuh harap dan sorotan dunia setelah munculnya asap putih dari Kapel Sistina, menandakan terpilihnya pemimpin baru Gereja Katolik.

Momen yang ditunggu jutaan umat itu terjadi pada pukul 18.10 waktu setempat, dan hanya satu jam berselang, identitas sang paus baru diumumkan secara resmi ke seluruh penjuru dunia.

Robert Francis Prevost, seorang warga negara Amerika Serikat berusia 69 tahun, kini memegang tongkat kepemimpinan sebagai Paus Leo XIV.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti dari balkon Basilika Santo Petrus, dalam seremoni “Habemus Papam!” yang sudah menjadi tradisi berabad-abad.

Baca Juga: Profil Robert Francis Prevost Jadi Paus Leo XIV, Inilah Jejak Langkah Pemimpin Baru Gereja Katolik Asal Amerika Serikat

Tak lama setelahnya, Paus Leo XIV muncul di hadapan umat dan menyampaikan berkat perdananya dengan pesan damai: “Damai bagi kalian semua.”

Banyak yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi setelah paus baru terpilih? Dan ke mana arah kepemimpinan Paus Leo XIV akan bermuara?

Pemilihan nama "Leo XIV" bukan sekadar pilihan personal, tetapi sarat makna simbolik.

Menurut pakar Gereja Katolik sekaligus profesor hukum kanonik dari KU Leuven, Rik Torfs, pilihan ini kemungkinan besar merujuk pada Leo XIII, paus yang menjabat dari tahun 1878 hingga 1903.

Leo XIII dikenal luas sebagai paus yang mengangkat isu sosial secara serius melalui ensiklik “Rerum Novarum”, yang membahas tentang hak-hak buruh dan keadilan sosial.

Baca Juga: Uskup Belgia Sambut Hangat Paus Leo XIV, Siap Melangkah Bersama Pemimpin Baru Gereja Katolik

Dengan demikian, Leo XIV diyakini akan memiliki perhatian besar terhadap isu-isu sosial, termasuk kemungkinan menjadi penyeimbang kebijakan kapitalistik seperti yang pernah ditempuh oleh mantan Presiden Amerika, Donald Trump.

Proses pasca-terpilihnya paus juga tidak kalah penting.

Beberapa hari setelah pemilihan, akan digelar Misa Inaugurasi di Lapangan Santo Petrus.

Dalam misa tersebut, paus akan menerima “cincin nelayan” sebagai simbol resmi kekuasaannya, serta pallium, seutas kain wol putih yang menandakan perannya sebagai gembala umat.

Halaman:

Tags

Terkini