global

Asap Hitam Mengepul dari Kapel Sistina, Paus Baru Belum Terpilih? Ini Alasan Dunia Katolik Menahan Napas

Kamis, 8 Mei 2025 | 08:24 WIB
Pemilihan Paus masih berlangsung di Kapel Sistina. Belum ada kesepakatan, asap hitam kembali mengepul ke langit Vatikan. (HukamaNews.com / AP-Alessandra Tarantino)

Sementara proses terus berlangsung di balik pintu tertutup Kapel Sistina, ribuan pasang mata terus tertuju ke cerobong ikonik yang terletak di atas kapel tersebut.

Setiap kemunculan asap dari cerobong itu menjadi penanda penting bagi dunia: hitam berarti belum ada Paus, putih berarti seorang pemimpin baru telah terpilih.

Pada malam 7 Mei, harapan akan kepulan asap putih kembali tertunda.

Warga Vatikan dan peziarah dari seluruh dunia hanya bisa menunggu dalam doa dan harapan, seraya bertanya-tanya siapa sosok yang akan melanjutkan tongkat estafet dari Paus Fransiskus.

Proses pemilihan ini bukan sekadar upacara religius biasa.

Baca Juga: Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif Bakal Balas Serangan India yang Hancurkan Pakistan dengan Rudal

Ia mencerminkan arah dan visi Gereja Katolik di era baru, di tengah berbagai tantangan dunia modern, mulai dari krisis kepercayaan, isu sosial, hingga perubahan iklim.

Pertanyaan yang kini mengemuka adalah apakah Paus baru nanti akan meneruskan jejak reformasi yang dirintis Paus Fransiskus, atau mengambil pendekatan yang lebih konservatif.

Hingga saat ini, tak ada satu pun kardinal yang menonjol sebagai kandidat kuat, meskipun sejumlah nama disebut-sebut dalam berbagai spekulasi internal.

Namun, dalam konklaf, dinamika sering berubah cepat, dan keputusan bisa muncul secara tak terduga setelah diskusi dan refleksi mendalam.

Gereja Katolik, yang memiliki lebih dari 1,3 miliar pengikut di seluruh dunia, kini menanti siapa yang akan menjadi nahkoda barunya.

Baca Juga: Ketegangan Memuncak Usai India Tembakan Rudal yang Dikuasai Pakistan, Sedikitnya 26 Orang Tewas, Serangan Balasan Pakistan Tak Kalah Sengit

Sementara itu, di dalam Kapel Sistina, doa dan diskusi terus mengalir.

Para kardinal tidak diperkenankan menggunakan perangkat komunikasi, memastikan kerahasiaan tetap terjaga.

Dengan protokol yang begitu ketat, hanya satu hal yang pasti: ketika waktu itu tiba, seluruh dunia akan tahu.

Halaman:

Tags

Terkini